5 Kalimat yang Perlu Dihindari:
1. "Kamu, kan, sudah gede!"
Anak Anda masih berusia 6 tahun, lalu menangis karena tidak mendapatkan apa yang ia mau atau dia berusia 4 tahun dan tidak mau diam saat duduk. Sebenarnya, mereka bertingkah layaknya anak seusianya dan itu wajar saja. Banyak orangtua menginginkan anaknya bersikap seperti orang dewasa di usianya yang masih tergolong kecil, dengan menuntutnya bersikap selalu manis dan tenang. Pada kenyataannya, perubahan sikap dilalui anak-anak secara bertahap.
Sikap keras kepala, cengeng, rewel, atau banyak permintaan adalah sikap wajar anak yang sedang tumbuh. Dengan sendirinya ia bisa bersikap lebih dewasa sesuai perkembangan usianya. Memang, banyak orangtua kewalahan dengan sikap 'kekanakan' anak mereka. Namun ada baiknya Anda berusaha lebih mengerti diri anak dengan menyatakan, "Mama tahu kamu sangat menginginkan mainan itu, tapi mainan yang lama, kan, masih bagus-bagus Sayang."
2. "Mama cuma bercanda kok!"
Mengungkapkan lelucon kepada anak bisa semakin mendekatkan diri Anda dengannya dan ini merupakan usaha yang cukup baik. Namun, adakalanya beberapa orangtua "menggoda" anaknya dengan mengungkapkan lelucon yang menyinggung perasaannya seperti, "Jangan duduk di kursi itu. Kamu, kan, gendut, nanti patah lho!" Meski kata-kata itu diungkapkan dengan nada bercanda, akan terasa 'menyakitkan', terutama bagi anak yang sedang beranjak remaja. Sebagai orangtua, selayaknya memberikan dukungan dan kasih sayang padanya dengan cara yang lebih dewasa. Tidak perlu memaksa diri untuk lucu di depan anak-anak.
3. "Lihat tuh, kakakmu!"
Membandingkan beberapa anak di keluarga akan membuat dirinya merasa tidak berharga dan selalu di-anak tiri-kan. Ungkapan di atas tidak efektif untuk mengubah sikapnya yang buruk agar bisa sebaik kakaknya. Ungkapan ini hanya akan membuatnya rendah diri dan tidak pede. Bahkan, anak Anda akan semakin mengukuhkan dirinya memang berbeda dengan kakaknya, yang dinilai lebih baik itu. Sebagai orangtua, Anda seharusnya bisa menerima segala kelebihan dan kekurangan anak. Besarkan hatinya jika anak Anda kurang mampu dalam melakukan sesuatu hal.
4. "Mama bilang jangan lari! Ingin jatuh, ya?"
Kesan dari ungkapan ini tampaknya memang Anda sangat perhatian pada anak dan berusaha untuk menjaganya agar tidak jatuh. Namun, makna yang terkandung dalam ungkapan itu seolah-olah Anda benar-benar menginginkan dia jatuh untuk memberinya pelajaran. Sebaliknya, dekati anak dan tegurlah dengan lembut, "Kalau ingin lari, kencangkan dulu tali sepatunya, Sayang, supaya enggak terjatuh." Semakin Anda 'meradang', semakin dia ingin menunjukkan dirinya tak akan terjatuh meski berlari kencang.
5. "Kamu dengar Mama tidak?"
Kata-kata yang sering diucapkan dengan bentakan ini mengandung tuhuhan terselubung terhadap diri anak Anda. Jika anak tampak belum merespon apa yang Anda inginkan, misalnya segera berganti pakaian sepulang sekolah, Anda dapat mengulangi pertanyaan dalam bentuk ungkapan yang lain. "Kamu tidak mau, kan, badanmu bau karena tidak ganti pakaian?" Usahakan agar tidak membentak jika anak belum juga beranjak dari tempatnya sebagai respons permintaan Anda. Cukup beri peringatan, "Mama ulangi sekali lagi ya, Sayang. Kalau kamu tidak juga ganti pakaian, terpaksa tidak boleh main."
KOMENTAR