Flu Babi
Belum lama ini ditemukan perpindahan flu dari hewan ternak ke manusia yang populer disebut flu babi. Influenza yang awalnya hanya menular antara ternak babi ke ternak babi lainnya ini ternyata mampu bermutasi dan menginfeksi manusia yang kontak langsung dengan babi.
Virus influenza tipe A strain H1N1 yang bermutasi ini memiliki sifat keganasan lebih berat dari virus influenza H1N1 sebelumnya. Gejala yang ditimbulkan tidak spesifik, mirip flu biasa seperti demam hingga di atas 38 °C, sakit tenggorokan, nyeri sendi, batuk pilek, hilang nafsu makan, pusing hingga diare. Jika fatal, bisa menyebabkan sesak nafas hingga hilang kesadaran.
Bila hasil wawancara mendalam (anamnesa) menunjukkan diagnosa positif ke arah infeksi virus ini, barulah dokter menyarankan pengobatan sesuai gejalanya. Apalagi virus ini sudah menimbulkan korban jiwa, sehingga perlu diwaspadai penyebaran dan perjalanan penyakitnya.
Beberapa prosedur penegakan diagnosa juga ada yang membutuhkan sampel spesimen dari apus nasofaring (usap cairan tenggorok) yang diteliti di laboratorium. Mengingat ganasnya gejala yang ditimbulkan, pasien yang positif diduga flu babi disarankan mengonsumsi antivirus seperti oseltamivir maupun zanamivir untuk menekan keganasan virus.
Belum ada obat yang bisa membunuh virus ganas yang bermutasi ini. Dokter menyarankan agar memberi perawatan sesuai gejala dan memberikan in take cairan yang cukup pada pasien. Dalam 3-5 hari, virus akan hilang dengan sendirinya.
Flu Singapura
Gejala serupa influenza lainnya yang juga sempat heboh adalah flu Singapura. Sejatinya, flu ini bukan disebabkan virus influenza. Namun, karena pernah merebak di Singapura tahun 2000, banyak orang lalu menjulukinya flu singapura, yang menjangkit beberapa anak di wilayah sekitar Jakarta. Di mana secara kebetulan, orangtua sang anak tadi bekerja di Singapura.
Penyakit yang dalam istilah medis dikenal sebagai hand, mouth, and foot disease ini disebabkan oleh infeksi coxsackie dan enterovirus 71. Jadi, sama sekali bukan penyakit flu yang umumnya disebabkan virus influenza. Penyakit ini memang umum menyerang anak usia 2 minggu sampai 5 tahun, beberapa juga pada anak usia 10 tahun.
Sangat mudah menular lewat kontak langsung penderita melalui droplet atau cairan ludah. Sedangkan pada orang dewasa, umumnya sudah kebal dengan serangan virus ini. Bila terinfeksi, gejala yang timbul memang mirip flu biasa. Diawali demam hingga 2-3 hari, rasa nyeri, pegal di otot dan sendi, nyeri menelan atau sakit tengorokan, timbul batuk-pilek.
Yang jadi berbeda yakni munculnya bercak-bercak merah pada telapak tangan dan kaki. Pada beberapa pasien juga diikuti sariawan di lidah dan gusi sehingga anak jadi malas makan dan kekurangan cairan. Namun, pada dasarnya penyakit ini akan membaik sendiri dalam 7-10 hari.
Pengobatannya, sekali lagi, bersifat simptomatik atau meringankan gejalanya saja. Prasna mencontohkan, bila ada sariawan, cukup berikan antibiotik mulut mycostatin. Jika anak lemas dan dehidrasi, berikan cukup cairan atau infus untuk menggantikan kebutuhan cairan.
Sedangkan demam yang bisa berlangsung lebih dari sehari bisa diberikan parasetamol untuk meredakannya. Bila disertai muntah, berikan obat anti muntah agar nafsu makan tak terganggu.
Untuk menegakkan diagnosa, cukup dengan anamnesa dan pemerksaan fisik. "Dengan anamnesa saja, 70 persen diagnosa sudah bisa ditegakkan, kok," ujar Prasna.
Laili Damayanti
KOMENTAR