Tapi jangan berkata "tidak" lalu selesai. Ia perlu diberi penjelasan "mengapa tidak". Meski ia tak selalu mampu mengerti atau menerima penjelasan Anda, pada akhirnya ia akan mengerti juga, kok. Karena itu, penjelasan Anda harus sederhana dan disesuaikan tingkat pemahamannya. Misal, "Kamu tidak boleh naik ke atas meja, karena kamu bisa jatuh dan terluka." atau, "Kamu tidak boleh memukul temanmu, karena pukulan membuat sakit."
Jika ia minta dibelikan sesuatu dan Anda tak punya cukup uang, jangan beri ia penjelasan dengan merinci keuangan Anda, karena hanya akan membuatnya bingung. Daripada mengatakan, "Mobil-mobilan itu harganya mahal. Ayah tahu kamu akan senang sekali jika bisa memilikinya, tapi kebutuhan kita masih banyak. Kita tak bisa menggunakan semua uang untuk membeli mainan, karena kita juga perlu uang untuk membeli makanan dan pakaian," lebih baik katakan, "Ayah tak punya cukup uang untuk membeli mobil-mobilan itu."
RUMAH HARUS AMAN
Menjaga keamanan di rumah juga akan menolong Anda mengurangi berkata "tidak".Ingat, anak usia ini sedang sibuk mengeksplorasi dunianya dan mempelajari keterampilan-keterampilan baru untuk mengerti bahwa ia bisa dan tak bisa. Jadi, buatlah rumah Anda aman untuknya dan ia pun aman berada di rumah.
Pasang steker listrik di tempat yang jauh dari jangkauan anak atau beri penutup jika posisinya sudah terlanjur di bawah. Halangi jalan naik ke tangga atau jalan masuk ke kolam renang dengan membuatkan pintu pengaman. Beri pagar di sekeliling kolam ikan. Simpan benda-benda tajam, obat-obatan dan bahan kimia pembersih di tempat tertutup dan tak mudah dijangkau anak. Jauhkan segala sesuatu yang bisa ditarik dan dijatuhkan seperti taplak meja berjuntai dan benda-benda pajangan. Jauhkan barang-barang yang bisa diangkat atau mudah didorong anak sebagai alat untuk naik ke tempat tinggi, dan lainnya.
KENDALIKAN DIRI
Bagaimana jika Anda sudah bilang "tidak" tapi si kecil cuek? Cobalah untuk tak hilang sabar. Sebab, kemarahan Anda pada keteguhan hatinya hanya akan memperkuat kemarahannya atas "campur tangan" Anda. Lebih bijaksana jika kita bereaksi tenang (dan sungguh-sungguh) daripada marah-marah. Misal, ia ngotot mau naik ke atas meja dan tetap berusaha naik meski sudah dilarang. Nah, daripada memarahinya, lebih baik angkat si kecil walau mungkin ia meronta sambil menjerit-jerit sebagai tanda protes. Bila ia sudah tenang, jelaskan mengapa Anda tadi mengangkatnya. Anda bisa berkata, "Kalau kamu berdiri di atas meja, bisa jatuh. Sakit, lo, rasanya."
TETAPKAN BATASAN
Ia membutuhkan batasan-batasan karena ia sering tak bisa mengendalikan dorongan hatinya dan menjadi menderita ketika kehilangan kontrol. Tentukan batasan-batasan untuk melindunginya dari bahaya dan ajarkan ia membedakan perilaku yang diterima dan ditolak. Selain itu, batasan-batasan Anda juga melatihnya disiplin untuk mengembangkan kemandiriannya, agar ia bisa mengarahkan dirinya sendiri.
Batasan-batasan ditetapkan oleh Anda dan dilaksanakan dengan kasih sayang. Biarkan ia tahu apa yang diharapkan dan sediakan sesuatu yang menyenangkan untuk membuat ia aman saat bereksplorasi dan berkembang.
Tentang apa saja batasan-batasan yang harus ditetapkan, tergantung pada prioritas Anda. Tiap keluarga punya aturan sendiri. Dalam banyak keluarga, kebiasaan sopan santun dan etiket sederhana (seperti menggunakan kata "Tolong", "Terima kasih") saling berbagi, menghargai perasaan orang lain, adalah yang utama. Yang penting, batasan-batasan itu harus bisa benar-benar dilaksanakan sepenuhnya oleh Anda maupun anak.
Julie Erikania/nakita
Menghindarkan Jawaban Tidak
* Sediakan pilihan
Daripada Anda mengatakan, "Sekarang cuci tanganmu karena kita mau makan malam," lebih baik tanyakan, "Adik mau cuci tangan di dapur atau di wastafel?" Jika Anda memberinya kesempatan untuk mengambil keputusan sendiri, akan mengurangi keinginannya memperjuangkan kebenarannya dengan berkata "tidak".
* Jangan beri pilihan saat tak ada pilihan lain
Menanyakan, "Apakah kamu ingin pulang sekarang?" sementara ia memang harus pulang sekarang, hanya mengundang pemberontakan darinya. Lebih baik Anda bersikap tegas, "Sekarang waktunya kita pulang!".
* Hindarkan sikap bossy
Jika Anda memerintahnya tiap waktu, ia akan mempertimbangkan pemberontakan. Daripada berkata, "Kamu harus tidur sekarang!", coba katakan, "Kita tidur sekarang, yuk!" Atau, biarkan ia yang memutuskan untuk Anda. Katakan, "Sekarang sudah malam. Bunda sudah ngantuk, nih. Kamu juga dari tadi nguap terus. Enaknya sekarang kita ngapain, ya?" Ini lebih efektif dan ia mungkin sekali akan menjawab, "Tidur." Lalu katakan, "Bagus sekali. Yuk, kita tidur." sambil membimbingnya ke kamar.
* Beri tenggang waktu
Siapkan ia sebelum Anda minta ia melakukan sesuatu. Jangan katakan, "Ayo mandi, sudah sore," saat ia sedang asyik nonton film kesayangannya di teve. Tapi katakan, "Andi, kalau filmnya sudah selesai, kamu mandi, ya." Atau, "Setelah kita menyelesaikan permainan ini, kamu tidur siang, ya."
* Beri respon positif
Akan lebih efektif jika Anda mengatakan, "Coba gunakan krayon ini di kertas," daripada, "Jangan corat-coret tembok!" Atau, "Mari kita main bola di halaman," lebih memungkinkan untuk dipatuhi daripada Anda mengatakan, "Jangan main bola di dalam rumah."
KOMENTAR