Reza, seorang eksekutif muda juga ayah dua orang anak, merasa resah akhir-akhir ini. Pada sebuah situs jejaring sosial ia mengungkapkan kegelisahannya, menyadari waktu berkualitas bersama pasangan berkurang karena anak pertamanya yang masih suka tidur bersama. Bahkan di usia Lano yang ke-4 tahun, putranya tersebut masih sulit untuk tidur sendiri tanpanya.
Ya, masalah tidur bersama ini bukan hanya masalah ayah muda seperti Reza. Ada lebih banyak lagi ayah maupun ibu lain yang merasakan hal serupa. Waktu intim bersama pasangan berkurang, jadwal hidup bergantung dengan anak, kesabaran diuji setiap hari, bahkan beberapa tidak menyadari hubungan dengan pasangan menjadi hambar karena masalah tidur bersama anak.
Hal ini dibenarkan oleh psikolog Roslina Verauli, M. Psi yang mengatakan, masalah anak tidur bersama orang tua juga bisa menjadi salah satu penyebab hambarnya hubungan suami-istri.
"Akibat anak tidur bersama, tidak ada private room dan intimacy untuk orang tua. Tidak ada waktu berdua, karena anak menempel terus. Bagaimana bisa mendapatkan waktu berkualitas untuk kebutuhan pasangan jika ada anak-anak selalu ada di sekitar? Inilah salah satu penyebab love coldness," ungkapnya tegas.
Buruknya lagi, beberapa orang tua menganggap tidur bersama anak adalah hal yang wajar. Bahkan beberapa menganggap hal tersebut sebagai kompensasi atas berkurangnya waktu untuk bersama anak.
Padahal jika anak diajarkan tidur sendiri justru banyak manfaat positif yang bisa didapat. Tidur di kamar sendiri juga dapat membangun kemampuan independensi, percaya diri dan rasa kompeten pada anak. Anak-anak ini cenderung lebih percaya diri dan cepat menyesuaikan diri dengan lingkungan saat diluaran.
Idealnya Sejak Dini
Kapan anak sebaiknya diajarkan untuk tidur sendiri? Pertanyaan ini sudah pasti hinggap di dalam benak para orang tua.
Menurut Vera, jika ingin mengajarkan anak untuk tidur sendiri, sebenarnya sudah bisa dimulai sejak anak masih berusia 6 - 7 bulan atau bahkan sejak bayi. Sejak usia tersebut, anak sudah dapat dikondisikan untuk tidur sendiri dalam boks nya. Meski pada beberapa waktu tertentu, Ibu tetap bisa menemani anak untuk memberikan kebutuhan ASI ataupun mengganti popok. Ini untuk mulai mengurangi dependensi anak dengan kehadiran orang tuanya.
Kemudian di usia anak yang kedua tahun anak sudah bisa diberikan kamarnya sendiri. Pada usia ini ego anak sudah mulai berkembang. Anak sudah memiliki perasaan kepemilikan atau belongingness, sehingga bisa diajarkan mengenai ruang pribadi atau memiliki kamarnya sendiri.
Persiapkan Mental dan Tanamkan Belongingness
Lantas bagaimana bila anak sudah terlanjur masuk usia sekolah dan belum bisa tidur sendiri? Jangan putus asa dahulu, menurut Vera masih ada cara untuk mengajarkan anak tidur sendiri. Dan upaya ini perlu dibangun dari diri orang tua dahulu.
(Bersambung)
Laily Damayanti
Atlet New Balance Triyaningsih Berhasil Taklukan Kompetisi TCS New York City Marathon 2024
KOMENTAR