Berikut ini beberapa permasalahan yang menganggu keindahan kaki plus cara mengatasinya.
Kapalan dan Pecah-pecah
Daerah kaki yang tebal dan keras alias kapalan (kalus) bisa muncul di bagian kaki mana saja. Biasanya di tumit, mata kaki, atau pinggiran dekat jari-jari kaki, yang biasanya disebabkan sempitnya sepatu yang dikenakan. Mulanya bagian yang terluka menjadi merah, perih, mengelupas, kemudian mengeras.
Ada adua macam kalus, yang lunak muncul di sela-sela jari karena sering tergesek sepatu atau terkena keringat. Kalus kasar biasanya ditemukan di jari-jari kaki atau telapak kaki, biasanya karena tekanan abnormal ketika berjalan. Pengobatan dengan asam salisil (tersedia di apotek) dapat menghilangkan kulit kaki yang kasar. Batu apung atau "ampelas" kaki juga bisa digunakan. Atau memberi pelembap pada kaki. Itu semua akan mencegah kalus, di samping tentu pilihan alas kaki yang tepat.
Kutu Air
Infeksi jamur dapat menjangkiti bagian tubuh mana pun. Jamur tumbuh subur di bagian tubuh yang hangat dan lembap. Sela-sela jari kaki, misalnya, adalah tempat ideal bagi jamur. Biasanya, didapat di kolam renang atau ruang ganti pakaian. Jamur membuat kulit gatal, merah, dan perih. Bila tidak segera diobati, kulit akan berair dan kemudian mengelupas. Jamur juga bisa menyebar ke kuku.
Pengobatannya sederhana, yakni dengan menggunakan krim anti-jamur (yang mengandung clotrimazole). Krim ini bisa diperoleh tanpa resep dokter. Bedak kaki juga bisa digunakan. Tentu, pastikan sepatu Anda kering 24 jam sebelum digunakan. Ini berarti Anda sebaiknya tak menggunakan sepatu yang sama setiap hari.
Kuku Kaki
Kuku kaki juga bisa menjadi sumber masalah. Kuku panjang bisa mengundang masuknya jamur melalui kulit di sekitar kuku. Jari kaki bisa membengkak, merah dan nyeri, bahkan nyut-nyutan, karena kaki terinfeksi. Hal yang sama juga bisa terjadi kalau kuku tumbuh ke dalam. Pengobatan biasanya menggunakan antibiotik, selain membersihkan area yang terluka. Namun, terkadang mencabut sebagian kuku diperlukan untuk menghindari infeksi lebih parah.
Dok.Nova
KOMENTAR