Kendati demikian, polisi bertindak sebagai penghimbau saja agar terjadi sistem keamanan yang terintegrasi dan cepat tanggap akan tindak kejahatan. "Nantinya akan menular dan bukan hanya minimarket saja. Bisa tempat usaha lain yang membutuhkan," ujar Rikwanto lagi sembari mencontohkan jika pegadaian atau toko kelontong yang merasa khawatir akan keamanan di tempat usahanya.
Namun demikian, polisi tidak mendesak akan diadakannya panic button yang dapat memfasilitasi aparat keamanan cepat datang ke lapangan. "Tentunya perlu hitung-hitungan bagi pemilik tempat usaha yang bersedia," tandasnya.
Saat ini ada 10 wilayah kecamatan di Jaktim yang sudah menerapkan panic button. "Namun tentunya pada tempat usaha yang secara finansial sudah siap memasangnya saja," jelas Rikwanto.
Kelebihan panic button ini, begitu tombol dipencet, kurang lebih 10 hingga 5 detik akan memancarkan sinyal alarm yang muncul di layar keamanan Polres setempat.
"Tujuannya tentu untuk membantu kontrol tempat-tempat yang dipasang panic button tersebut," ungkap Rikwanto.
Dampak dan efektivitas dari panic button yang telah diluncurkan Senin (13/5) kemarin, menurut Rikwanto masih akan diuji di lapangan. "Diharapkan tentu dapat memberikan kecepatan tindakan di lapangan terhadap kejadian kejahatan," pungkas Rikwanto.
Laili
KOMENTAR