TabloidNova.com - Sebagai anggota tertua DPR periode 2014-2019, Popong Otje Djunjunan alias Ceu Popong, tak bisa menolak tugas yang diberikan untuknya. Sesuai aturan, anggota tertua dan termuda ditugaskan menjadi pimpinan sementara sebelum pimpinan DPR definitif terpilih. Bersama anggota termuda, Ade Rezky Pratama, perempuan berusia 76 tahun itu pun memimpin sidang paripurna pemilihan pimpinan DPR yang cukup panjang dan melelahkan.
Berlangsung maraton sejak Rabu (1/10/2014) malam hingga Kamis (2/10/2014) dini hari, tugas itu diselesaikan Popong meski mungkin harus terus mengernyitkan dahi mendapati hujan interupsi. Apa tanggapannya atas dinamika selama persidangan?
"Bagus, hidup memang harus begitu. Artinya, demokrasi di negara kita sudah berjalan," kata Popong, saat ditemui Kompas.com seusai sidang paripurna, Kamis dini hari.
Kericuhan dan hujan interupsi bermula ketika sejumlah politisi dari partai koalisi Joko Widodo-Jusuf Kalla menyatakan keberatannya dengan sidang paripurna yang digelar pada malam itu. Sebelum sidang, Popong memimpin rapat konsultasi tertutup yang diikuti semua perwakilan partai untuk menentukan waktu pelaksanaan sidang.
Menurut Popong dan Koalisi Merah Putih, rapat konsultasi tersebut sudah ditutup dan menghasilkan keputusan agar sidang paripurna dilaksanakan pada Rabu malam. Namun, PDI Perjuangan, Partai Kebangkitan Bangsa, Hanura, dan Nasdem melayangkan protes karena merasa belum ada keputusan yang diambil mengenai waktu pelaksnaan sidang. Akibat perbedaan pendapat itu, koalisi Jokowi-JK sejak awal sidang langsung mengajukan interupsi untuk meminta penundaan sidang.
Interupsi tak mendapatkan tanggapan. Sebagian anggota Dewan pun merangsek ke bagian depan ruang sidang, mendekati meja pimpinan, sambil terus berteriak dan mengacung-acungkan jari telunjuk ke arah Popong. Beragam celetukan dilayangkan kepada politisi Golkar yang sudah lima kali terpilih sebagai anggota DPR itu.
Popong tak terlihat tertekan. Dengan santai, ia merespons tuntutan anggota Dewan dengan nada suara kadang naik, kadang turun. Terkadang, caranya menenangkan membuat anggota Dewan tertawa.
"Enggak apa-apa, eta (itu hujatan) mah biasa. Kalau kita terjun ke dunia politik, kita harus all out, harus siap mental. Kalau enggak siap mental, jangan masuk dunia politik," ujar wanita kelahiran Bandung 30 Desember 1938 ini.
"Mimpin rapat di mana-mana atuh, apa bedanya sidang sama rapat," jawab Popong, saat ditanya kunci suksesnya memimpin sidang yang berlangsung hingga pukul 04.00 WIB itu.
Astudestra Ajeng / Sumber: Kompas.com
KOMENTAR