TabloidNova.com - Tak ada yang menyangkal bahwa Angelina Jolie adalah perempuan yang tangguh. Setelah menjalani operasi pengangkatan kedua payudaranya (double mastectomy) dua tahun lalu, kini Angelina Jolie melakukan operasi pengangkatan indung telur.
Dua minggu sebelumnya, perempuan berusia 39 tahun ini mendapat hasil tes darah dari dokternya. Sang dokter mengatakan bahwa hasil tes tersebut bisa menunjukkan tanda-tanda awal kanker.
"Saya melalui apa yang saya bayangkan telah dirasakan ribuan wanita lainnya. Saya berusaha tetap tenang, tetap kuat, dan tak perlu berpikir bahwa saya tidak dapat hidup untuk melihat anak-anak saya tumbuh besar dan bertemu cucu-cucu saya kelak," tutur Angie dalam catatan hariannya di New York Times, Selasa (24/3) lalu.
Ketika menerima kabar itu, Angie langsung menelepon sang suami. "Hal terindah mengenai momen semacam ini dalam hidup adalah bahwa ada begitu banyak kejelasan. Anda tahu untuk apa Anda hidup, dan apa yang penting (dalam hidup). Rasanya begitu damai," lanjutnya.
Pada hari itu Angie menemui ahli bedah yang dulu merawat ibundanya, Marcheline. Sang ibu meninggal dunia pada tahun 2007 setelah menderita kanker ovarium (indung telur). Keputusa Angie melakukan double mastectomy pun dilakukan setelah menyadari ia memiliki resiko cukup tinggi untuk mengidap kanker payudara karena garis keturunan dari pihak ibu. Ibu dan bibinya meninggal karena kanker payudara dan ovarium, begitupun dengan neneknya.
Angie menunggu hasil tes selama lima hari berikutnya. Tes inilah yang akan mengungkapkan apakah ada kanker yang menjangkiti tubuhnya. Selama lima hari itu ia berusaha menenangkan diri dengan menghadiri pertandingan soccer anak-anaknya, dan tetap bekerja.
Hasil tesnya ternyata negatif, artinya tidak terdeteksi kanker indung telur. Angie merasa begitu lega, namun ia sadar masih ada peluang kanker stadium awal. Ia yakin, masih ada pilihan untuk mengangkat indung telur dan saluran tuba falopinya.
Dan, Angelina Jolie memutuskan untuk mengangkat indung telurnya. Hal itu bukanlah keputusan yang mudah, karena mengangkat indung telur artinya memaksa terjadinya menopause.
Angie menekankan bahwa keputusannya ini tidak berlaku untuk semua orang. "Hal terpenting adalah memelajari pilihan yang ada, memilih yang benar untuk Anda sendiri," tegasnya.
Ia menambahkan, prosedur ini sudah direncanakannya cukup lama karena dokter sudah menyarankan operasi pencegahan ini sekitar 10 tahun sebelum masa-masa awal keluarganya terkena kanker. "Kanker indung telur ibuku didiagnosa ketika ia berumur 49. Sekarang aku 39 tahun," katanya.
Tindakan laparoskopi untuk salpingo-oporektomi bilateral (pengangkatan kedua indung telur) lantas dilakukan, dan ditemukan tumor di salah satu indung telur. Namun, tidak ada tanda-tanda kanker pada jaringan lainnya. Tetapi, Angie tetap mempertahankan rahimnya, karena tidak ada riwayat kanker rahim pada keluarganya.
Dengan operasi tersebut, artinya Angie kini telah menopause. Artinya, dia sudah tidak dapat lagi mempunyai anak, dan akan mengalami beberapa perubahan fisik. "Namun saya merasa tenang dengan apa pun yang akan terjadi, bukan karena saya kuat, tapi karena ini adalah bagian dari hidup. Tidak ada yang perlu ditakutkan," tukasnya.
Ia juga menyadari bahwa operasi itu tidak akan menghilangkan semua resikonya. Ia juga masih rentan terhadap kanker. Saat ini, ia mengaku sedang mencari cara alami untuk menguatkan sistem kekebalan tubuhnya. Apa pun, ia tahu anak-anaknya tidak akan mengatakan, "Ibuku meninggal karena kanker indung telur."
Dini Felicitas/People
KOMENTAR