DAMPAK BURUK LEBIH BANYAK
Banyak orang tua yang berpikir, hukuman fisik merupakan cara efektif untuk mendisiplinkan anak. Pemikiran seperti ini tentu salah. "Jangan pernah berpikir hal itu akan berhasil karena pesannya tak akan sampai," tegas Fabiola P. Harlimsyah, M.Psi atau Feiby. Selain itu, perhatikan juga dampak dari hukuman fisik itu sebelum melakukan. Apa saja dampaknya?
* Tingkah laku
Dari tindakan-tindakan kekerasan tersebut, anak mulai memunculkan tingkah laku agresif yang berkaitan dengan kekerasan. "Kalau kesal, dia ungkapin dengan cara yang dia terima selama ini," ujar Feiby.
Namun, tak sedikit anak-anak yang tertutup alias memendam perasaan. "Bentuk perilakunya biasanya adalah menghindar. Kalau dia merasa ada orang dewasa yang membuat dia enggak nyaman, dia akan menghindar. Ini juga berbahaya."
* Emosi
Anak yang sering dipukul atau diberi hukuman fisik, akan merasa dirinya tidak berdaya karena tak bisa membalas. "Dia masih kecil dan merasa enggak sekuat itu. Dia pasti jadi tertekan. Mau ngapa-ngapain takut salah, takut dihukum," jelas Feiby.
Anak juga merasa tidak diterima oleh lingkungannya, karena apa yang dipersepsikan anak dan orang tua bisa sangat jauh. Si anak hanya ingin mengungkapkan kalau dia ingin mainan, misalnya. "Tujuannya mungkin ingin ngasih tahu kalau dia pingin mainan. Tapi bagi orang tua, hal itu sangat menganggu. Itulah kesenjangannya, sehingga terjadilah hukuman-hukuman fisik."
* Sosial
Pada anak usia dini, dia akan belajar percaya orang. Dengan modal percaya pada orang lain, dia akan merasa dihargai. Akhirnya, jika dia ada pada tahap harus membina hubungan dengan orang lain, seperti teman atau pasangannya, dia akan menemui kesulitan. "Anak bingung bagaimana harus bersikap dan bagaimana harus menyayangi orang, karena selama ini dia tidak merasa disayang. Selain itu, saat dewasa, bukan enggak mungkin dia akan melakukan hukuman fisik pada anaknya, karena hanya itulah satu-satunya cara yang dia pelajari."
* Kognisi (cara berpikir)
Bagaimana seorang anak bisa menerima pelajaran di sekolah jika ia dalam kondisi tertekan dan sering dihukum? "Makanya, prestasi belajar anak yang sering mendapat hukuman atau physical abuse (siksaan) memang cenderung lebih rendah dibandingkan dengan teman-teman seusianya," jelas Feiby.
Triwik Kurniasari
KOMENTAR