Mengigit kuku, menghisap jari, dan memilin rambut, hanyalah sebagian kecil dari kebiasaan buruk yang biasa dilakukan anak. Kabar gembiranya, biasanya semua kebiasaan ini akan hilang begitu ia memasuki usia sekolah. Tapi kalau belum hilang juga, sejumlah langkah berikut bisa dilakukan.
l. Tanpa harus marah-marah, jelaskan mengapa Anda tak menyukai kebiasaan buruknya. Pendekatan ini bisa dilakukan pada anak usia 3-4 tahun. Katakan, misalnya, "Bunda enggak suka, deh, kalau kamu gigit-gigit kuku. Enggak bagus kelihatannya. Bisa, kan, kamu berhenti gigit kuku?" Yang juga penting, jika ia melakukannya lagi, tak perlu dihukum atau diberi nasehat panjang lebar. Cukup ingatkan saja karena hukuman, pukulan, marah-marah, hanya membuat si kecil semakin melakukannya secara sengaja.
2. Libatkan anak dalam proses menghentikan kebiasaan buruknya. Jika suatu hari si kecil menangis sepulang sekolah dan mengadu dia diejek teman-temannya gara-gara menghisap jari, sepatutnya Anda memahami, ia tengah minta "pertolongan" orangtuanya. Pada usia ini, orang tua bisa mengajak anak "berdiskusi" dengan menanyakan, menurut si anak, apa yang harus dilakukannya untuk menghentikan kebiasaan buruknya. Biar ia sendiri yang menentukan sehingga ia akan lebih terdorong untuk menuntaskan tanggung jawab atas pilihannya.
3. Beri alternatif cara. Misalnya, jika si kecil suka mengigit kukunya, daripada menegurnya sambil marah, "Jangan gigit-gigit kuku!" lebih baik ajak ia "bermain" dengan menggunakan jari-jemarinya. Atau beri ia kegiatan seperti menggambar, main bersama, untuk mengalihkan perhatian dari kegiatan mengigit kuku.
4. Puji dan beri ia hadiah kecil jika bisa mengontrol diri tak melakukan kebiasaan buruknya. Untuk si gadis kecil, misalnya, oleskan cat kuku di jarinya jika ia berhasil "memanjangkan" kukunya.
5. Jangan pernah berhenti menghargai dan memuji keberhasilannya meninggalkan kebiasaan buruk. Dengan demikian, anak akan terus konsisten dan tak kembali menggigit kuku atau menghisap jarinya.
***
KOMENTAR