Jangan Di Kamar!
Lokasi untuk memberi anak time out bukan dengan memerintah anak masuk ke kamar dan tak boleh menonton teve. Anda bisa menggunakan banyak tempat seperti tempat duduk tinggi, duduk di anak tangga, di kursi kecil, bangku, atau sofa. Di semua tempat yang cukup nyaman dan pastikan aman dari obyek berbahaya, serta cukup lebar bagi Anda dan anak.
Di samping itu, tak harus menggunakan tempat yang sama setiap kali memberikan time out. Anda boleh berpindah tempat di mana saja, asalkan anak tak bisa menonton teve maupun bermain.
Seusai time out, katakan kepadanya, "Apakah kamu sudah siap bangkit dari dudukmu?" Anak mungkin menjawab "Iya" atau tak menjawab. Pastikan ia harus menjawabnya sebelum diizinkan ia bangkit dari duduk.
Jangan lagi bicarakan mengapa anak menjalani time out atau mengulas kembali perilakunya selama menjalani time out. Apalagi mengungkapkan apa yang Anda inginkan darinya di masa depan. Dengan kata lain, jangan menegur!
Jika anak menolak diajak mengakhiri time out dengan nada marah, mulailah time out kembali. Jika anak memutuskan untuk tetap di tempat duduknya, biarkan saja. Intinya, ia sudah mendapatkan pelajarannya tanpa hukuman fisik dari Anda.
Jika ia sudah menunjukkan perilaku baik dengan mengikuti instruksi, jangan lupa berikan pujian. Atau beri penghargaan dengan perlakuan yang diinginkannya dari Anda, misalnya mengatakan, "Duh, anak Mama hebat, ya!"
Time Out Yang Menguntungkan
Melakukan hukuman pasif seperti time out bukan berarti Anda memperlihatkan sisi lemah sebagai orangtua. Justru hukuman ini membawa banyak manfaat. Pertama, hukuman ini bersifat lebih asertif dari hukuman fisik. Juga mengurangi teriakan yang menguras energi dan membuat frustasi kedua pihak.
Kedua, time out memberikan aturan main yang harus diterima anak bahwa orangtua akan bersikap konsisten. Ini membuat anak belajar menerima tanggung jawab atas perilaku buruknya.
Juga anak belajar membedakan perilaku yang bisa diterima, dan tak serta merta mengendalikan diri dari kesalahan. Semua bisa diraih tanpa perang besar orangtua - anak yang hanya meninggalkan kebencian dalam waktu lebih lama.
Sebelum memberlakukan time out, jelaskan apa yang boleh dan tak boleh dilakukan selama itu dilakukan, seperti:
1. Sebaiknya orangtua berkata, "Sekarang waktunya time out untuk kesalahan ..."
2. Letakkan jam weker atau stop watch agar anak bisa menghitung waktu bersama.
3. Katakan, anak harus diam sampai penghitung waktu menunjukkan time out berakhir.
4. Jelaskan, selama time out anak tak diperbolehkan bicara, dan orangtua juga tak diperkenankan berkomunikasi dengan anak.
5. Anak tak diijinkan membuat suara seperti bergumam atau menggerutu.
6. Anak tak diijinkan bermain dengan mainannya, menonton teve, mendengar radio, atau memukul-mukul barang selama time out.
7. Jika melanggar, penghitung waktu akan diseting ulang dengan perpanjangan waktu time out.
Jika Anak Meninggalkan Time Out
Pada beberapa kasus, anak-anak bisa dengan tanpa rasa bersalah meninggalkan tempat hukuman time out-nya. Jika demikian, beberapa hal bisa Anda lakukan:
1. Tetaplah diam.
2. Secara tenang kembalikan anak ke kursinya.
3. Jika terpancing marah, ajak orang dewasa lain atau pasangan turut membantu.
4. Jika Anda sudah lelah, kembalilah dengan tetap tenang. Setelah mendapat cukup energi, atur kembali time out yang baru.
Kenakalan Yang PERLU Time Out
Anak-anak memang kerap mendapat stigma 'nakal' karena perilakunya. Namun, tak semua kenakalan harus mendapat konsekuensi time out. Apa saja perilaku yang perlu mendapat time out?
1. Perilaku yang membahayakan dirinya dan orang lain.
2. Membantah dan tidak menurut.
3. Senang mengganggu dan menjengkelkan.
Laili Damayanti
KOMENTAR