Bermain tak hanya menyenangkan, tetapi ternyata juga menjadi sarana untuk memenuhi berbagai kebutuhan anak.
Di balik kesenangan si kecil saat bermain, banyak sekali manfaat yang bisa dipetik dengan bermain. Apa saja?
1. Perkembangan fisik
Bermain secara aktif akan menguatkan otot-otot tubuh si kecil. Kelebihan energi yang mereka miliki pun akan tersalurkan untuk melakukan hal-hal positif, sehingga mengurangi perilaku agresif atau yang bersifat merusak.
2. Mengembangkan daya khayal
Dengan berkhayal, penghayatan bermain anak akan menjadi lebi bermakna. Misalnya, bermain mobil-mobilan umumnya menimbulkan fantasi menjadi pembalap yang sedang berlaga di sirkuit.
3.Mengembangkan kreativitas
Saat bermain, anak seringkali menemukan pengalaman baru yang terekam dalam ingatannya. Ingatan inilah yang kemudian akan diaplikasikan di luar dunia bermainnya. Misalnya, si kecil mengerti bentuk segitiga setelah ermain halma.
4. Belajar bersosialisasi
Dengan bermain bersama teman-teman sebayanya, anak akan belajar menjalin suatu hubungan pertemanan, termasuk memecahkan masalah bila terjadi konflik, saling berbagi, memberi dan menerima.
5.Meningkatkan komunikasi
Melalui jenis permainan kelompok, anak akan mulai mengenal cara berkomunikasi, bagaimana mengemukakan keinginan, dan belajar berkompromi atas dengan teman mainnya.
6. Menambah wawasan
Bermain akan memberi kesempatan anak untuk bereksplorasi dengan lingkungan, sekaligus menambah wawasan. Banyak pengetahuan yang tidak didapat dari sekolah maupun rumah akan diperoleh anak dalam interaksinya dengan teman-teman sepermainannya.
7. Mengembangkan kemampuan diri
Bermain juga akan membuat anak mengenal kemampuan dirinya. Apakah ia mampu mengimbangi permainan lawan atau tidak. Jika mampu, berarti ia memiliki peluang untuk memenangkan permainan. Jika tidak, ia akan belajar dan berlatih.
8. Mengembangkan moral
Saat bermain, anak diajarkan mengenal mana yang baik dan mana yang buruk, mana yang boleh dilakukan dan mana yang tidak boleh. Dalam bermain, ada standar moral yang harus dipatuhi, seperti tidak boleh curang dan mau mengakui kekalahan.
Kiriman: Santi Noviyanti - Surabaya
KOMENTAR