Akan tetapi, dengan makin menjamurnya lembaga bimbel, makin tak mudah bagi orang tua untuk memilih, lembaga bimbel seperti apa yang cocok bagi sang anak. Situasi ini menuntut para orang tua untuk lebih selektif dalam memilih lembaga bimbel yang memiliki kualitas baik.
Memilih lembaga bimbel memang berbeda dengan memilih guru pivat, yang bisa langsung dipantau orang tua ketika mengajari anaknya di rumah. Untuk memilih lembaga bimbel yang tepat memang dibutuhkan kecermatan orang tua. Dan untuk membantu para orang tua, ada empat hal yang perlu dipertimbangkan:
1. Materi Pelajaran
Materi pelajaran yang diberikan lembaga bimbel haruslah sesuai dengan kurikulum yang dipakai sekolah anak. Orang tua hendaknya meminta pihak lembaga bimbel untuk menunjukkan kesamaan antara silabus dengan kurikulum sekolah.
Soal-soal yang diberikan lembaga bimbel pun hendaknya bermutu, tidak terlau mudah dan tak terlalu sulit bagi anak. Akan lebih baik jika soal yang diberikan ada kemiripan dengan soal ujian nasional. Ilustrasi yang digunakan pun sebaiknya menarik dan mudah dipahami. Hal-hal tadi, bisa dilihat sekilas oleh orang tua melalui modul belajar yang diberikan.
Oleh sebab itu, lembaga bimbel hendaknya menyediakan modul belajar yang menarik, tak hanya berupa kertas hasil photocopy saja. Jika kemasan modul yang diberikan sangat menarik, tentu akan membuat anak makin senang dan nyaman belajar. Sehingga, patut dicermati bila lembaga bimbel tak memberikan modul belajar, artinya lembaga bimbel tadi tidak profesional.
2. Pengajar Bimbel
Faktor pengajar sangat berpengaruh dalam proses belajar anak. Jadi, pengajar bimbel hendaknya mampu memahami karakter setiap anak didiknya. Orang tua bisa memeriksa para pengajar bimbel melalui latar belakang pendidikan dan pengalaman kerjanya, apakah sesuai dengan materi yang diajarkannya atau tidak.
Dalam mengajar bahasa asing, banyak lembaga bimbel menggunakan tenaga native speaker (pengajar asing). Lembaga bimbel dengan native speaker, patut menjadi pilihan karena dipastikan mereka adalah pengajar yang memiliki pemahaman tata bahasa yang baik.
Bila sudah memilih lembaga bimbel yang tepat, cobalah untuk tetap memantau kualitas para pengajarnya dengan menanyakan kepada anak, bagaimana cara para pengajar di lembaga bimbel tadi mengajar.
Sebaliknya, lembaga bimbel pun hendaknya secara rutin mengevaluasi kinerja para pengajarnya, bahkan idealnya para siswa bimbel bisa turut memberi penilaian. Disiplin waktu dalam mengajar bisa menjadi tolok ukur dalam menilai kinerja pengajar bimbel.
3. Fasilitas Ruang Bimbel
Persaingan bisnis lembaga bimbel tentu akan berpengaruh pula pada persaingan harga. Berhati-hatilah pada penawaran harga yang rendah karena bisa jadi kualitas bimbelnya pun akan rendah pula.
Pastikan harga yang ditawarkan seusai dengan fasilitas yang akan didapatkan sang anak. Misalnya, fasilitas gedung dan kelas yang baik dan memadai. Tak ada salahnya, orang tua mengecek langsung kondisi kelas lembaga bimbel ini.
Dan, perhatikan pula jumlah siswana. Idealnya, dalam satu kelas bimbel siswanya berjumlah 5-15 anak, tak kurang dan tak lebih. Jika kurang, jiwa kompetisi dan minat belajar anak akan menurun karena sepinya ruang belajar. Jika lebih, belajar anak akan makin bermasalah.
Suasana belajar di lembaga bimbel tak ubahnya seperti di sekolah. Namun, di tempat ini anak akan lebih mendapat perhatian, konsentrasi, dan kenyamanan anak dalam belajar akan lebih diutamakan.
KOMENTAR