Anak-anak juga akan mengalami berbagai perasaan di setiap pertambahan usianya, meliputi marah, bersalah, bingung, sedih, bahkan depresi. Maka, peristiwa kehilangan bukanlah merupakan hal baru bagi anak-anak, walaupun mereka mungkin masih kurang mengerti atas reaksi yang akan timbul atau bingung mengungkapkannya.
Bagaimana anak-anak menghadapi kehilangan juga tergantung pada kepribadian mereka. Namun, sebagian besar tergantung dari cara orangtua atau pengasuhnya dalam memberikan pengertian mengenai kematian kepada mereka.
Dan, contoh-contoh serta pengertian yang diberikan kepadanya, tentu akan membekas di dalam diri mereka hingga dewasa.
Kendati demikian, masih banyak orang dewasa yang mengira anak-anak tidak akan merasa berduka. Padahal, hasil penelitian menunjukkan, anak-anak juga berduka atas kematian orang-orang yang dekat di dalam kehidupannya, dan mereka mengalami perasaan duka yang sama seperti yang dirasakan oleh orang dewasa.
Akan tetapi, oleh karena tingkatan pengertian mengenai kematian pada anak sangat bervariasi, sesuai dengan perkembangan mereka, mungkin tidak mudah untuk mengerti dan memahami apa yang mereka rasakan, terutama bagi anak-anak pada usia di bawah lima tahun.
Bayi dan Balita
Bayi dan balita mungkin masih belum mengerti mengenai kematian, tetapi akan memberikan reaksi terhadap orang yang ada disekelilingnya. Misalnya, ibunya yang berduka tidak dapat menutupi perasaan sedihnya di hadapan bayinya. Dan bayinya lalu akan memberikan respons dengan menangis tiada henti.
Anak Usia Sekolah Dasar
Anak-anak di usia ini barangkali tidak akan memperlihatkan perasaannya secara terbuka, sehingga membuat orangtua atau orang dewasa lainnya beranggapan, kematian tidak berdampak besar pada mereka.
Yang dapat mengindikasikan kondisi mereka sangat menderita dan memerlukan dukungan adalah dari kebiasaan mereka yang mengalami perubahan, seperti menjadi penyendiri, mengompol, tidak dapat berkonsentrasi, tidak bisa lepas dari ibunya, mengganggu, berbohong, atau menjadi agresif.
Remaja
Reaksi duka yang ditunjukkan anak remaja sama dengan reaksi duka orang dewasa. Namun, perasaan negatif mungkin akan lebih mengarah pada kekerasan dan pemberontakan. Perubahan suasana hati dan mengalami masa depresi memang wajar terjadi, sehingga sulit dipisahkan dari perilaku normal remaja.
Tekanan dan perdebatan di dalam keluarga pun menjadi lebih umum. Seperti halnya orang dewasa, remaja pun bisa menderita sakit kepala, sulit tidur, dan menderita gangguan pola makan setelah mengalami kehilangan dalam hidupnya.
Ungkapan Kesedihan Si Kecil
Berikut ini ada beberapa komentar yang diungkapkan oleh anak-anak yang berduka, dari berbagai usia. Komentar yang diungkapkannya memperlihatkan dengan jelas perasaan yang tengah mereka alami.
· Menyangkal: "Saya tidak percaya! Ini tidak boleh terjadi. Ini hanya mimpi. Ayah pasti kembali!"
· Perasaan bersalah: "Mama sakit karena saya nakal. Saya yang membunuh Mama!"
· Menyalahkan orang lain: "Ini salah dokter! Dokter tidak merawat Papa dengan benar."
· Gelisah: "Mulai saat ini, siapa yang akan merawat saya?"
Aline
KOMENTAR