Berkomunikasi dengan anak berarti melakukan pertukaran pikiran dan perasaan dengan mereka melalui ekspresi wajah, gerak tubuh, tulisan, dan yang paling utama/efektif adalah melalui bahasa tutur atau berbicara (bahasa lisan). Nah, apa saja yang harus kita perhatikan saat komunikasi dengan anak?
1. KESABARAN MENDENGAR
Cobalah dengarkan seluruh ucapan anak, jangan memotong sedikit pun kata-kata mereka. Sebagian besar orangtua tak tahan untuk tidak memotong pembicaraan anak, karena merasa lebih tahu dan lebih tua.
2. ROLE PLAYING
Bermain peran sebagai guru, ayah-ibu, polisi-penjahat, dokter hewan, dan sebagainya akan membuat anak-anak mampu mengekspresikan segala emosi, perasaan, pikiran dan keinginan mereka secara bebas. Dengan pola komunikasi ini, anak-anak akan memperoleh pengalaman melakukan peran sebagai orang lain dengan berbicara.
3. TEPAT GUNA
Bila anak melakukan kesalahan, tegurlah pada saat itu juga. Bukan tindakan bijaksana apabila kita menunda kemarahan/teguran sampai ayah pulang dari kantor atau mengungkit-ungkit kesalahan anak yang sudah lalu.
3. MEMBERI DORONGAN
Membiarkan anak berbicara banyak (bukan banyak bicara) dengan memberinya stimulus-stimulus yang mengarahkan pemahaman anak-anak terhadap situasi di sekitarnya. Dengan cara ini, orangtua akan membentuk kestabilan emosi anak, dan membuatnya kelak mampu melakukan percakapan yang terstruktur dan berarti.
Kiriman: Helyantini Soetopo
KOMENTAR