Begitu memasuki halaman museum, suasana sejuk begitu terasa. Area museum seluas 2,6 hektar dihiasi rindang pepohonan. Di bagian depan, terdapat patung Bagindo Azizchan. Azizchan adalah walikota Padang pada masa Republik Indonesia baru setahun lahir. Di lantik menjadi walikota tahun 1946, Aziz bertugas di masa tentara Sekutu masih menduduki Padang. Ia meninggal dalam sebuah pertempuran ketika melakukan tugas sebagai kepala daerah. Azizchan yang dianugerahi gelar Pahlawan Nasional, dimakamkan di Bukittinggi.
Beberapa langkah kemudian, di museum yang diresmikan tanggal 16 Maret 1977 itu, terdapat semacam monumen perjuangan. Ada patung pria membawa bambu runcing. Persis di sebelahnya tertulis, "Untuk kami Nusa Djaja, Kamulah gugur derita sengsara, kami bertugu jiwa di jiwa banga, lambang bermutu selama masa."
Tibalah kita memasuki gedung museum berupa rumah adat Minangkabau atau rumah gedung. Di sanalah tersimpan beragam koleksi penting masyarakat Minang yang memperlihatkan betapa kayanya karya budaya. Antara lain pakaian adat, alat musik tradisional, peralatan dapur, budaya perkawinan, dan aneka koleksi lainnya.
Bustomi salah satu pengunjung mengatakan, "Museum Adityawarman merupakan salah satu museum terpenting di Sumatera Barat. Mengunjungi museum ini berarti kita mengenali kekayaan budaya masyarakat Minang. Museum ini juga menyimpan dan melestarikan benda-benda bersejarah seperti cagar budaya Minangkabau dan cagar budaya Mentawai. Tiap hari libur, museum selalu ramai pengunjung," papar Bustomi."
Museum Adityawarman memang cocok untuk jadi wisata keluarga. Di halaman museum dilengkapi pula dengan arena bermain untuk anak-anak.
Henry
KOMENTAR