Dalam menjalankan kurikulum 2013 yang menyederhanakan pelajaran menjadi 6 pelajaran, Arief meminta para pelaku pendidikan memperhatikan dua hal.
Pertama, kurikulum harus lebih menjadi bahan ajaran dan benar-benar terkontrol oleh Kementrian Pendidikan. Mekanisme kontrol ini harus benar-benar ketat sehingga bahan pelajaran yang diproduksi penerbit juga tidak sembarangan. "Jangan sampai ada bacaan yang tidak tepat seperti kasus LKS yang menyertakan bacaan soal bang mamat yang punya istri dua," ungkap Arief menegaskan.
Jika perlu, bahan ajaran ini disentralisir oleh Kementrian Pendidikan sehingga dijamin kurikulum 2013 akan menghasilkan pendidikan yang lebih baik bagi anak-anak.
Kedua, Guru yang mengajar juga perlu diberikan pedoman agar dapat menyampaikan pelajaran dengan lebih menyenangkan. "Pelajaran itu harus bermakna, sehingga murid juga tidak merasa beban untuk belajar," ungkap Arief lagi. Arief juga mengingatkan agar para Guru tak hanya berorientasi pada ujian nasional atau exam driven. Akan tetapi lebih baik, Guru mendorong sesuai karakter anak sehingga memiliki minat terhadap ilmu pengetahuan
Laili
Atlet New Balance Triyaningsih Berhasil Taklukan Kompetisi TCS New York City Marathon 2024
KOMENTAR