TabloidNova.com - Quinn Lucas Schansman menjadi satu-satunya penumpang Amerika yang menjadi korban jatuhnya pesawat Malaysia Airlines MH17. Mahasiswa berusia 19 tahun yang memiliki dua kewarganegaraan (Amerika dan Belanda) ini berniat menyusul keluarganya yang sedang berlibur ke Bali. Niatnya tak kesampaian. Pesawat Quinn jatuh di Ukraina, Kamis (17/7).
Begitu mendengar kabar tersebut, ayah Quinn langsung kembali ke Belanda untuk menjemput jenasah putranya yang akan dikirimkan kembali begitu proses identifikasi seluruh penumpang rampung dilakukan.
"Musibah ini seharusnya tidak perlu terjadi," ujar kakek Quinn, Ronald Schansman. "Itu hal yang tidak masuk akal, dan kami ingin tahu mengapa (harus terjadi)."
Quinn, yang kuliah di International Business School di Amsterdam, lahir di New Jersey. Ayahnya, Thomas Schansman, pernah bekerja untuk kedutaan Belanda. Tak lama setelah kelahiran Quinn, keluarga ini pindah ke California, lalu saat usia Quinn sekitar 5 tahun mereka kembali ke Belanda.
Seperti anak muda lainnya, Quinn memiliki kekasih, dan suka mem-posting foto-foto selfie bersama teman-temannya di Instagram. Foto terakhirnya, yang di-posting pada 11 Juli, menunjukkan adegan ketika dua temannya melompat di atas trampolin. Quinn, yang pernah menjadi anggota tim sepakbola liga kecil Belanda, memberi komentar pada foto itu, "just chillin in the garden feelin like a duck."
Di antara teman-temannya, Quinn dikenal dengan perangainya yang santai, dan menyenangkan. Ia bisa meredakan situasi atau suasana hati yang sedang emosional. Jika ada yang sedang berantem di kelas, Quinn mampu mendinginkan suasana, melempar candaan, dan suasana pasti kembali normal seperti tidak sedang terjadi apa-apa.
"Dia akan menemani kita, dan membuat kita tertawa ketika ia melihat ada yang salah," ujar teman SMA-nya, Fabienne Schriek. "Dia itu sensitif dan perhatian sekali. Temannya banyak, semua orang rasanya suka padanya. Dia sangat membumi, dan menyenangkan saat ada dia."
Satu hal yang pasti, kepergian Quinn saat ini tentu sangat membuat teman-teman dan keluarganya merasa kehilangan.
Dini Felicitas/People
KOMENTAR