Ajaran itulah yang ikut membentuk karakter Ammar jadi lebih baik dan akhirnya mau "berdamai" dengan alam. Pasalnya kata Ammar, jangankan mal, di sana listrik pun langka. Hanya ada lampu tungku atau obor. Ia pun harus berpisah dengan ponsel dan perangkat gadget modern lainnya.
"Jadi kalau mau menelepon orangtua atau mereka kangen, saya harus pergi ke rumah paman di dekat ibukota. Di sana ada telepon. Itu pengalaman luar biasa. Saya jadi menghargai tali silaturahmi. Ternyata, saya sadar kasih sayang ayah begitu besar," akunya.
Tumpak Sidabutar
KOMENTAR