"Ada sekitar 105 anak korban kekerasan mewakili 33 propinsi yang kami undang dan akan berbicara di forum nantinya," ungkap Maria Ulfah Anshor, ketua KPAI.
Pertemuan yang akan dihelat di hotel Mercure, Ancol nanti mengagendakan Rembug Anak Nasional. Menurut M. Ihsan, M.Si., sekretaris KPAI, acara ini memiliki agenda penting merumuskan masukan dari anak-anak Indonesia sehingga akan menjadi masukan bagi pemerintah untuk menyusun kebijakan nasional terkait dengan perlindungan anak.
"Hasil temu nantinya akan kami sampaikan pada presiden sehingga beliau dapat memberi masukan pada DPR nantinya," ungkap M. Ihsan sembari memaparkan agenda wisata parlemen yang akan membawa anak-anak ini bertemu langsung beberapa anggota legislatif.
"Nantinya juga akan ada acara Anak Bertanya Tokoh Menjawab sehingga dapat memberikan masukan penting bagi penyelenggara negara. Tahun ini, KPAI akan lebih fokus pada masalah mendasar yang dihadapi anak-anak Indonesia," imbuh M. Ihsan.
Agenda KPAI ini juga menarik perhatian pengamat pendidikan dan perkembangan psikologis anak, Seto Mulyadi yang turut mendukung penyelenggaraan Temu Anak Nasional. Seto mengaku prihatin melihat dampak dunia pendidikan yang kurang mengindahkan penghormatan dan tanggung jawab atas perkembangan anak. Menurutnya ini termasuk bentuk kekerasan terhadap anak Indonesia.
"Selama ini yang terjadi, bukan sekolah untuk anak tetapi justru sebaliknya anak untuk sekolah. Begitu juga, bukan kurikulum untuk anak tetapi sebaliknya," tutur Seto mengaitkan kondisi ini dengan peristiwa bunuh diri seorang siswa karena terbebani oleh kurikulum.
Seto berharap, melalui kegiatan ini nantinya akan dapat dirumuskan aturan yang lebih menampung aspirasi anak-anak korban kekerasan serta anak-anak Indonesia pada umumnya.
Laili
KOMENTAR