TabloidNova.com - Demi kelancaran penyidikan dan usaha mengumpulkan bukti-bukti yang lebih nyata dan kongkrit, pihak penyidik Polres Jakarta Selatan ternyata sudah melakukan perjalanan guna keperluan olah TKP, mengunjungi dan melihat langsung lokasi tempat yang dijadikan sebagai lokasi kegiatan Sabahawana SMAN 3 Jakarta dilakukan dari tanggal 12-19 Juni 2014 silam di Gunung Tangkuban Perahu, Jawa Barat.
Tindakan itu dilakukan setelah pihak kepolisian menerima laporan dari keliarga korban bernama Arfiand Caesar Al Irhami atau Aca (15) yang meningal dunia usai menuntaskan kegiatan Sabhawana di kawasan Tangkuban Perahu, Jakarta Barat.
"Penelusuran di mana saja kejadian itu terjadi. Jadi dari Polres Jakarta Selatan datang ke daerah di mana kegiatan pecinta alam itu berlangsung, ke Tangkuban Perahu. Jadi kegiatan sejak mereka datang ke sana sampai kembali, itu ditelusuri oleh penyidik. Dan nanti akan diketahui di titik mana saja terjadi tindak pidana penganiayaan, disamping rundown dari para pecinta alam," ujar Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Rikwanto, Jumat (27/6).
Namun karena panjangnya rute yang ditempuh, kata Rikwanto, para penyidik hari ini belum kembali sejak tiba di TKP Kamis (26/6) lalu. "Rutenya panjang dan penydik masih di sana. Satu hari masih di sana dan dilanjutkan hari ini," tambah Rikwanto.
Seperti yang juga dituturkan oleh orang tua Aca, Diana Dewi dan Arief Setiady, putra mereka harus menempuh rute yang lumayan panjang, berjalan kaki nyaris selama 8 hari dari Desa Ciranjang, melewati tiga desa, lantas ke Gunung Burangrang, terakhir ke Tangkuban Perahu.
Tak hanya penyidik, beberapa anggota kelompok pecinta alam milik SMAN 3 yang sudah dibubarkan ini pun ada yang mengikuti olah TKP di lokasi kegiatan Sabhawana untuk bisa menunjukkan apa saja yang dilakukan, dan rute mana saja yang dilalui. Hasilnya, pihak kepolisian sudah menemukan beberapa titik yang diduga sebagai lokasi penganiayaan.
Yetta Angelina
KOMENTAR