Nada Untuk Asa adalah film bergenre drama yang menceritakan perjuangan dan keberanian seorang ibu dan anak perempuan yang mengidap HIV/AIDS untuk menghadapi stigma yang datang dari orang terdekat. Namun Charles berujar, secara keseluruhan, "Film ini bukan semata tentang penyakit HIV/AIDS. Inspirasi awalnya justru datang ketika saya melihat sebuah talkshow di teve yang mengangkat cerita seseorang yang hidup dengan stigma. Namanya, Ibu Yurike Ferdinandus, beliau tinggal di Bali. Setelah suaminya meninggal, beliau baru tahu ia dan anak bungsunya mengidap HIV/AIDS yang ditularkan suaminya," ujar Charles.
Tergerak sekaligus merasa kagum dengan keberanian Yurike untuk bangkit dari keterpurukan, Charles pun menjadikannya sebagai ide cerita dalam film. "Ini tentang keberanian hidup dari seorang ibu dengan segala macam beban yang ia pikul. Berani bicara bahwa sebetulnya ia tidak beda dengan orang lain. Pada akhirnya karena ibunya selalu positif, tak heran anaknya pun menunjukkan semangat yang sama," kata Charles yang menekankan kekuatan film terletak dari konten cerita. Misalnya, ada quotes, "'Ayah memang pernah punya salah, tapi bukan berarti ibu salah pilih pasangan. Dari ayah kamu, saya punya kamu yang luar biasa.' Termasuk ketika si ibu bilang pada anaknya, 'Pasangan memilih kamu bukan karena kasihan, tapi kamu kuat dan positif.'"
Dalam 3 bulan setelah menonton cerita hidup Yurike, Charles mengemasnya menjadi skenario film. "Kemudian skenario ini dijadikan novel berjudul Positif!Nada Untuk Asa, yang ditulis oleh Ita Sembiring."
Berlatar kota Bandung dan Jakarta, film yang mulai tayang di bioskop pada 5 Februari 2015 ini dibintangi oleh Marsha Timothy, Acha Septriasa, Darius Sinathrya, Irgi Ahmad Fahrezi, Nadila Ernesta, Wulan Guritno, Bisma SM*ASH, Mathias Muchus, Butet Kertaradjasa, Inong Nidya Ayu, Sakurta Ginting, Aurelia Devi, juga Pongki Barata.
Bisma SM*SH
Baru pertama kali bermain film layar lebar, Bisma SM*SH langsung beradu akting dengan aktor kawakan, Mathias Muchus. Di film Nada Untuk Asa itu, Bisma berperan sebagai mahasiswa, murid dari Mathias. Meski scene yang dimainkannya tidak terlalu banyak, toh penyanyi yang hobi breakdance ini mengaku cukup bangga. Apalagi tema yang diangkat dari film ini bercerita tentang keberanian seseorang untuk tetap hidup meski mengidap penyakit HIV/AIDS.
"Sejak main film ini, saya menjadi lebih menghargai hidup. Saya juga bersyukur diberi kesehatan dan kehidupan yang lengkap. Banyak sekali pelajaran hidup yang saya ambil setelah bermain di film ini. Apalagi bertemu dan berakting bareng Om Mathias Muchus, yang awalnya saya pikir agak sungkan, tapi ternyata orangnya justru mau ngajarin saya dan sharing juga," kata Bisma.
Acha Septriasa
Bermain dalam film Nada Untuk Asa, seperti menguji kemampuan berakting Acha Septriasa. Selama ini, Acha memang langganan bermain dalam film bergenre drama. Namun untuk film ini, kata Acha, merupakan drama keluarga yang kini sudah semakin jarang dibuat. Di film tersebut, Acha memerankan karakter Asa yang sejak lahir terinfeksi HIV/AIDS.
Selain melakukan riset sendiri sebelum syuting, dara yang pernah mendapatkan predikat aktris dengan bayaran termahal ini pun sampai menguruskan badannya. "Untungnya badanku gampang kurus, tidak makan malam 2 minggu aja, langsung turun 4 kg. Aku sengaja menguruskan badan supaya terlihat lebih dramatis sebagai penderita HIV/AIDS yang mudah lelah dan gampang tertular penyakit," ujar Acha.
KOMENTAR