Finna yang merupakan mahasiswi Indonesia pertama yang telah menamatkan studinya dari Central Conservatory of Music ini juga tergabung dalam ASEAN Russia Symphony Orchestra, Twillite Orchestra, Chorda Sonum Ensemble, dan pernah diundang ke acara Espressivo Musical Festival di Cetinje, Montenegro.
"Sebenarnya kalau dilihat secara materi, memang lebih menguntungkan di Cina. Di sana banyak tawaran main musik, bahkan sampai ke Eropa. Tapi saya tetap memilih pulang," tegas Finna seusai konser biola tunggalnya bertema "The Romantic Violin Concert" di Institut Francais d'Indonesia (IFI) Surabaya, Rabu (8/2) lalu.
Finna tak memungkiri, penggemar musik klasik di Indonesia masih sedikit jumlahnya. Namun hal itu tak menyurutkan niatnya untuk kembali ke Tanah Air. "Pulang ke Indonesia, selain ada pertimbangan keluarga, saya juga punya obsesi ingin menghidupkan musik klasik di Surabaya," ujarnya optimis.
Salah satu caranya, dengan menggelar konser musik klasik di IFI seperti yang ia lakukan. "Saya ingin mengedukasi masyarakat, musik klasik bukanlah musik yang membosankan dan bikin mengantuk," ujarnya sambil tersenyum. Selain menggelar konser di IFI, Finna juga berencana menggelar konser berskala lebih besar pada 29 Februari mendatang di Surabaya.
Amir
KOMENTAR