Lomba yang diselenggarakan di pelataran Museum Serangan Oemoen itu diikuti 15 kelompok peserta. Biaya tiap pembuatan tumpeng tidak boleh lebih dari Rp 200 ribu. Alhasil, untuk memenuhi tuntutan tema, ibu-ibu banyak yang ''menyulap'' buah atau sayuran untuk dijadikan replica, miniatur atau simbol masjid untuk menghias nasi Kilau Ramadhan. Seperti milik kelompok Asiah, mencoba membuat miniature Masjid Jami'Baitul Makmur Jogoyudan.
Selama tiga hari berturut-turut Kompas mengadakan kegiatan Kilau Ramadhan di Yogyakarta. Sehari diselenggarakan di kawasan Pondok Pesantren Al Munawir, Krapyak dan dua hari di Museum Serangan Oemoem, sepan kantor Pos Besar, Yogya. Selain menyelenggarakan lomba menghias nasi Kilau Ramdhan, juga lomba adzan untuk anak-anak TA se-DIY, pementasan musik Kyai Kanjeng, dan tauziah yang disampaikan ustadz HM.Ali Munif. Acara tersebut diselenggarakan bekerjasama dengan salah satu produsen obat .
Rini
KOMENTAR