"Habis merias Mas Agus, tanpa diduga Pak SBY minta saya memoles wajahnya dengan sedikit bedak. Wah, surprise banget, saya jadi kikuk. Tapi Pak SBY menurut, kok. Diminta memejamkan mata, mau. Kalau enggak, kan, bisa kelilipan bedak," kenang Yono. Seusai dibedak, Presiden SBY pun berkomentar, "Sudah? Yakin?" Yono pun mengangguk. "Yang terpikir oleh saya, mungkin karena Pak SBY orang militer, jadi segala sesuatunya harus sempurna dan yakin."
Lain lagi cerita Yono tentang Bu Ani. Karena tahu akan merias keluarga presiden, semua alat make-up miliknya yang rata-rata bermerek asal luar negeri, disiapkan. "Ënggak sangka, Bu Ani malah lebih suka make-up produk dalam negeri. Dan, beliau sudah menyiapkan kosmetik tradisional buatan dalam negeri."
Lantas, siapakah Yono? Pria yang mengaku tak bercita-cita jadi perias ini, selepas STM pada 1992 diajari merias pengantin pria oleh saudaranya, seorang perias pengantin. Hanya beberapa hari, Yono langsung diterjunkan merias pengantin betulan pada sebuah hajatan. "Soal make-up, saya belajar otodidak. Saya suka belajar dan tak lelah belajar."
Dari seringnya merias pengantin pria, suatu hari ia diajak kru teve swasta merias pemain sinetron. Dengan arahan sutradara, Yono akhirnya terampil merias artis. Ia pun dikontrak ikut syuting sinetron selama setahun. "Tapi bosan, soalnya yang dirias itu-itu saja. Akhirnya saya pulang ke Jogja dan merias pengantin lagi."
Pada 1996 Yono menjadi asisten perias kondang Hj.Tienuk Riefki. Sejak itulah Yono mulai melanglang dari rumah pejabat satu ke pejabat lainnya hingga ke keluarga Soeharto dan keluarga Presiden SBY. Kini, ia juga mengajar tata rias pengantin pria di Titi Sari Salon milik Tienuk. Tips suksesnya, "Setiap ada kemauan, pasti ada jalan!"
Rini
KOMENTAR