Rangkaian bunga-bunga cantik itu membawa suasana beda di kampus yang sehar- hari diwarnai kegiatan akademis. Para penjaja bunga benar-benar niat berbisnis di kampus berhawa sejuk itu. Pasalnya, mereka datang jauh-jauh dari Kota Lembang, Bandung secara berkelompok.
''Kami berangkat bersepuluh dengan sewa mobil. Berangkat Jumat malam dan tiba di Yogya pagi hari, langsung menggelar dagangan,'' tutur Eyin (40) salah satu penjaja bunga.
Bukan tanpa alasan Eyin cs. menjajakan puluhan ikat bunga potong segar ke kampus UII itu. Hari itu kampus yang dipimpin oleh Rektor Edy Suandi Hamid ini tengah menggelar acara wisuda periode V tahun akademik 2010-2011.
Sebanyak 571 lulusannya yang terdiri dari 37 lulusan program magister, 50 sarjana dan 28 program diploma dan satu doktor
.
Dari mana rombongan Eyin mengetahui UII menggelar wisuda? ''Dari internet. Kami rajin mengikuti informasi di mana ada kampus menyelengarakan wisuda, maka kami datang dan jualan bunga. Sudah beberapa tahun ini kami jualan dari kampus ke kampus. Mulai dari Jabodetabek dan Yogya. Kami sudah beberapa kali jualan bunga di UII ini. Pada petugas di sini kami cuma memberi uang kebersihan. Nggak perlu sewa tempat. Kan jualannya kelling,'' terangnya.
Seikat bunga potong segar yang terdiri dari mawar, gladiol, krisan, dan sedap malam,dijual Rp20 ribu. ''Kalau setangkai mawar Rp5 ribu,'' tambah Eyin. Semua bunga potong yang dijualnya itu telah dibungkus dengan plastik kaca secara rapi. Di bagian bawah diisi air hingga kesegarannya bisa bertahan 4 jam.
Hari itu, rekan Eyin, Dedy mengaku membawa 60 ikat bunga potong dan puluhan kuntum bunga mawar dari Kota Kembang. Dan ketika upacara wisuda usai di siang hari, bunganya yang masih terlihat segar, laris-manis. Biasanya pembeli bunga adalah teman, keluarga, kekasih, atau suami/istri wisudawan. ''Bunga ini memberi suasana khusus. Ini bunga tanda cinta-kasih dan perhatian buat wisudawan,'' terangnya.
Ada benarnya kata para penjaja bunga secara asongan di lingkungan kampus UII itu. Siang iu, tua-muda, lelaki-perempuan banyak yang memberi dan menerima bunga. Umi Latifa, lulusan dari Fakultas Hukum, juga mendapatkan seikat bunga mawar dan krisan dari sang kekasih. ''Tapi bunga ini tidak beli di sini. Dia bawa sendiri dari rumah.banget," terang Umi yang merasakan aroma romantisme sang kekasih.
Para penjaja bunga hanyalah manifstasi bahwa, untuk mendapatkan uang di segala kondisi dan cuaca, kreativitas dan kerja keraslah, kuncinya.
Rini
KOMENTAR