Banyak persepsi yang mengatakan hubungan kanker payudara dengan deodoran sangat erat kaitannya. Meski sampai sekarang asumsi tersebut belum terbukti, dampak deodoran penyebab kanker payudara masih saja menjadi dikhawatirkan para perempuan.
Sejumlah penelitian pernah dilakukan untuk menguji sejauh mana pengaruh deodoran sebagai pemicu risiko kanker payudara.
Baca: 3 Kesalahan Saat Mengaplikasikan Kosmetik Glitter dan Shimmer
Era, salah satu pakar kesehatan kulit mengatakan jika isu ini timbul akibat adanya asumsi mengenai cara kerja antiperspirant sebagai solusi mengatasi bau badan. Awalnya dikatakan bahwa antiperspirant akan membuat tubuh berhenti mengeluarkan keringat, padahal dengan berkeringat berarti tubuh Anda mengeluarkan racun. Sehingga menimbulkan asumsi bahwa racun terperangkap pada kelenjar getah bening di bawah lengan dan menyebabkan kanker payudara.
“Sebab kanker payudara pada awalnya bermula pada payudara, kemudian menyebar ke kelenjar getah bening. Tubuh Anda pun memiliki beberapa cara menyingkirkan racun, dan berkeringat adalah salah satunya, tetapi bukan satu-satunya karena itu adalah sistem yang berbeda ke kelenjar getah bening, dan asumsi soal deodorant penyebab kanker payudara keliru,” jelas Era pada tabloidnova.com .
Baca: Pahami Aplikasi Maskara, Inilah Trik Melentikkan Bulu Mata yang Benar
Lalu bagaimana dengan kandungan paraben dan aluminium pada deodoran?
Lebih lanjut, menurut Era kandungan paraben memang memiliki sifat yang sangat mirip dengan estrogen, hormon manusia yang dapat meningkatkan risiko kanker payudara jika jumlahnya terlalu tinggi.
“Tapi kandungan paraben pada deodoran jauh lebih lemah dari estrogen itu sendiri. Begitu juga dengan bahan aluminium pada deodoran” tambah Era.
Sampai saat ini pun belum ada bukti kuat untuk mengatakan bahwa kandungan aluminium pada deodoran bisa menyebabkan kanker payudara, “Tetapi jika Anda masih merasa cemas, tidak ada salahnya memilih deodoran yang bebas paraben dan aluminium,” saran Era.
Penulis: Lala Amalia/TabloidNova
KOMENTAR