Ke depan, perempuan cantik ini ingin membuka cabang di Jakarta. “Masih dipikirkan bagaimana bisa buka cabang di Jakarta. Misalnya mencari tempat. Lokasi sangat menentukan. Belum lagi harga sewa rukonya. Ada tempat bagus, tapi sewa rukonya mahal,” katanya.
Sotong Pangkong Digiling Lalu Dipanggang
Tak sulit mencari tempat makan di Pontianak walau matahari telah tenggelam. Beberapa jalan besar seperti Jalan Siam dan Jalan Gajah Mada penuh dengan penjaja makanan berat dan ringan. Satu di antaranya adalah penjual Sotong Pangkong yang biasanya hanya dapat ditemukan kala Ramadan.
Makanan ringan yang memiliki campuran rasa gurih, pedas, asam dan manis ini cukup unik dalam penyiapannya. Usai dipukul-pukul, sotong kering kemudian digiling dengan sebuah alat khusus.
Persiapan pembuatan penganan ringan ini tak berhenti sampai di situ. Daging sotong kemudian diberi bumbu dan dipanggang. Proses pemanggangan ada dua jenis, dipanggang di atas bara arang atau menggunakan oven.
Perbedaannya, sotong yang dipanggang dalam oven lebih kering ketimbang dipanggang menggunakan arang. Proses pemanggangan tidak membutuhkan waktu lama, hanya untuk membuat gula dalam bumbu berubah menjadi karamel sehingga bumbu melekat pada daging sotong.
Menurut salah satu pedagang sotong pangkong, Atien (56), penganan ringan ini disajikan dengan beberapa pilihan jenis saus. “Seporsi harganya mulai Rp10.000 sampai Rp20.000, tergantung besarnya sotong. Kami juga menyiapkan sotong untuk oleh-oleh yang sudah dikemas dengan harga Rp20.000 sampai Rp50.000,” terang ibu empat anak dan nenek satu orang cucu itu.
Chai Kwe Siam Tak Kenal Musim
Terletak di Jalan Siam, chai kwe milik Ahin lebih dikenal dengan sebutan Chai Kwe Siam. Penganan asal Tiongkok ini biasa juga disebut choi pan. Mungkin bagi sebagian orang, makanan ringan ini sedikit asing di telinga dan sekilas terdengar mirip dengan kue bernama cha kwe sebelum melihat langsung bentuknya.
Buka setiap hari, Chai Kwe Ahin menawarkan dua jenis chai kwe yakni chai kwe goreng dan chai kwe kukus. Ahin juga memiliki beragam menu lain seperti siomay dan es krim. Setiap hari, tempat ini selalu diramaikan pengunjung dari berbagai kalangan dan usia. Selain tempatnya nyaman untuk duduk-duduk menghabiskan waktu, makanan yang disajikan di sini juga enak dan halal.
Menurut Ahin, chai kwe adalah penganan rumahan. Kue ini juga mudah ditemui kapan saja, tanpa mengenal musim. Tak heran jika pembuatan dan isinya selalu sederhana. Pembuatan makanan ini dimulai dengan menyiapkan adonan kulit untuk diisi kucai, kacang hijau tanpa kulit atau bengkoang.
Untuk chai kwe goreng, bentuknya bulat dengan warna kecokelatan pada kedua sisinya. Proses penggorengan sebenarnya lebih mirip ditumis karena tidak menggunakan banyak minyak. Sehingga kulit chai kwe tidak terlalu garing dan kulit pembungkusnya tetap kenyal. Rasa gurih kue ini muncul dari baluran minyak bawang putih berlimpah di setiap potongnya.
Penulis | : | nova.id |
Editor | : | Sukrisna [cak KRIS] |
KOMENTAR