Lahar dingin yang terbawa bersama hujan membawa material pasir, batu, dan kayu menerjang pemukiman penduduk. Akibatnya, 5 rumah dan 1 mushola terendam banjir lahar dingin.
"Tidak ada korban dari banjir lahar," ungkap Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB, Sutopo Purwo Nugroho.
Di Kabupaten Malang, banjir lahar dingin terjadi di Sungai Sono dan Sungai Sambong. Akibatnya, 1 jembatan kecil putus yang menghubungkan antara Dusun Pait, Kutut, Klangon, Munjung, Sedawon dengan Desa Pandansari, dan 2 rumah hanyut dalam musibah tersebut walaupun tetap tak ada korban jiwa.
Diperkirakan ada 50 juta meter kubik material lahar dingin yang berada di sekitar Gunung Kelud siap gugur.
"Saat ini kondisi material lahar dingin telah jenuh air karena sudah 3 hari terakhir terkena hujan sehingga mudah menjadi banjir lahar dingin. Tentu saja 50 juta meter kubik tersebut tidak akan terjadi sekaligus. Tergantung dari hujan yang ada," ujar Sutopo.
Banjir lahar dingin memiliki sifat merusak. Banjir lahar juga memicu tingginya erosi di bantaran sungai yang dilalui banjir lahar.
Dan, seringkali pondasi jembatan pun roboh akibat terjangan lahar dingin. Pada kemiringan lereng curam, mengalirnya banjir lahar dingin ke arah dataran kaki gunung berlangsung sangat cepat. Daya kikis atau daya tumbuk arus banjir lahar terhadap tepi sungai dapat semakin kuat.
Sebelumnya, di sekitar Gunung Kelud telah dibangun dam yang mampu menampung 14,5 juta meter kubik air dan material lahar dingin. Sungai-sungai yang ada juga dapat menampung 14 juta meter kubik air dan material, sehingga keseluruhannya mampu menampung 28 juta meter kubik.
"Masyarakat dihimbau selalu waspada. Jauhi bantaran sungai saat banjir lahar dingin," pesan Sutopo.
Laili
KOMENTAR