Vira, begitu ia disapa, pulang ke Surabaya sejak Kamis (13/2/2014). Begitu bangun tidur, ia kaget menyaksikan halaman rumahnya telah tertutup abu vulkanik. "Seperti salju gitu. Saya langsung lapor mama dan cari barang di kamar yang bisa disumbangkan," tambahnya.
Ia cepat ambil keputusan untuk terjun ke lapangan. "Waduh, kaget, kok, ya, pas waktu saya pulang. Saya langsung ambil tindakan," kata Vira.
Bersama Yayasan Puteri Indonesia, Mustika Ratu, dan Ikatan Alumni Puteri Indonesia Surabaya, Vira ikut menggelar acara lelang sejumlah benda kesayangan. Dana hasil lelang tersebut akan disumbangkan bagi korban letusan Gunung Kelud di Kediri dan sekitarnya.
Vira melelang jam tangan kesayangan yang dipakainya selama proses karantina Puteri Indonesia. Pada lelang yang digelar di Empire Ballroom Surabaya, jam tangan itu terjual Rp 100 juta. Beberapa orang kemudian menambahi nilai sumbangan itu menjadi total Rp 601.300.000.
Sabtu (15/2/2014) siang, Vira membawa dana bantuan itu ke daerah Wates, Kediri. Wajah Puteri Indonesia ketika itu tertutup masker penahan debu. Tiara yang biasa bertengger di kepala sang Puteri Indonesia untuk sementara diganti dengan topi lapangan. "Enggak cocok kalau saya pakai tiara di pengungsian. Semoga jadi berkah," tambahnya.
(Kompas Cetak/Mawar Kusuma)
KOMENTAR