Suasana haru menyelimuti suasan pertemuan antara TKW asal Ngawi, Erwiana Sulistyaningsih atau Erwin dengan kedua orangtuanya. Namun sebelumnya, di suatu siang Rochmad (49) dan istrinya, Suratmi, sedang sibuk di sawah. Mereka tengah membersihkan rumput yang ada di sela-sela tanaman cabai yang siap panen.
Namun di tengah kesibukan mereka melakukan pekerjaan rutin di sawah, tiba-tiba mereka dikabari oleh keluarga agar segera pulang, karena ada tamu jauh yang menunggunya. "Sekarang, kan, sedang musimnya pemilihan caleg, saya pikir jangan-jangan tamu yang datang salah satu dari mereka, yang minta dipilih pas hari pencoblosan," tutur Rochmad ketika ditemui di RS Islam Amal Sehat, Sragen (Jateng), Rabu (15/1), tempat Erwin dirawat saat ini.
Dengan perasaan penuh tanda tanya siapakah gerangan tamu yang datang, Rochmad dan Suratmi dikejutkan oleh kehadiran seorang wanita yang sudah berada di halaman rumah mereka. Wanita itu bernama Rianti, seorang TKW yang mengaku asal Magetan dan baru saja pulang dari Hongkong. "Pak, saya teman anak Bapak dari Hongkong. Saya akan menunjukkan di mana Erwiana, tapi Bapak jangan kaget, ya," kata Rianti saat pertama kali bertemu dengan kedua orangtua Erwin.
Sempat Tak Mengenali
Rianti kemudian mengajak Rochmad menuju taksi yang menunggu di depan jalan menuju rumahnya. Dengan jantung berdebar, Rochmad pun bergegas mengikuti langkah Rianti menuju taksi. Begitu pintu mobil dibuka, jantung Rochmad seolah mau copot.
Begitu ia melihat wajah dan tubuh anak gadisnya yang kurus kering dan lebam-lebam, bahkan kedua tangan dan kakinya bengkak penuh luka, Rochmad tak kuasa menahan emosi. "Saya langsung peluk dia sambil menangis. Keadaan fisiknya sangat parah, malah nyaris tidak bisa mengenali," kata ayah dua anak itu saat menceritakan momen paling emosional dalam hidupnya itu.
Suasana haru semakin kental terasa tatkala Suratmi menyusul menemui Erwin yang sudah menuju rumah. Hujan tangis keluarga ini pun tumpah dan terdengar begitu menyayat hati.
"Luka-luka di tubuh Erwin sangat parah, saya minta para tetangga yang datang memenuhi rumah untuk tidak melihatnya, dari pada nanti ikut hanyut dalam kesedihan," papar Rochmad yang mengaku sangat berterima kasih kepada Rianti yang mengantar putrinya sampai ke rumah. "Kalau membayangkan kebaikan Mbak Rianti, rasanya saya tak bisa ngomong," kata Rochmad dengan mata berkaca-kaca.
Hingga saat ini, saat ditemui di RS, Erwin masih belum mau diajak bicara. Ia mengaku, bila harus mengingat-ingat pengalaman pahitnya yang pernah dialaminya, selalu membuat kepalanya berdenyut-denyut. Oleh karena itu, ia meminta Rianti mewakilinya untuk menceritakan apa yang ia alami selama di Hongkong.
Rochmad menceritakan, sebenarnya ia dan istrinya keberatan anak sulungnya jadi TKW ke Hongkong. "Saya sudah bilang sama Erwin, boleh kerja di luar negeri tapi jangan jadi pembantu rumah tangga (PRT). Misalnya, kerja di pabrik, kami perbolehkan," tutur Rochmad.
Namun rupanya, anak gadisnya itu ngotot ingin mengais rezeki di Hongkong dan tak masalah menjadi PRT. Tujuan Erwin ketika itu, jika hasil kerjanya sudah dianggap cukup, akan dijadikan modal usaha di kampung. "Oleh karena tak sanggup melihat dia merengek terus, akhirnya kami relakan dia pergi," cerita Rochmad yang sehari-hari bertani di sawah dan ladang.
Kendati sudah berusaha mengikhlaskan, lanjut Rochmad, tetap saja ia dan istrinya tak bisa tenang. Selama sekitar delapan bulan berada di penampungan di PT Graha Ayu Karsa, di Tangerang, kadang Rochmad masih mengirimi uang untuk kebutuhan Erwin sehari-hari.
Saat akhirnya diberitahu Erwin hendak berangkat ke Hongkong, ada perasaan cemas dalam dirinya. Terlebih lagi setibanya di Hongkong, Erwin tak kunjung menghubungi keluarga di desa. Erwin, kata Rochmad, baru menelepon ke rumah setelah tiga bulan di Hongkong.
"Dalam telepon yang cuma empat menit itu, Erwin mengabarkan dirinya baik-baik saja dan dia akan menelpon lagi enam bulan kemudian. Selama dirinya belum menghubungi keluarga, dia melarang kami menghubungi terlebih dulu," kata Rochmad yang mengaku harus menahan rindu untuk bisa mengetahui kabar putrinya.
Di saat rasa rindu sudah tak tertahankan, Erwin tiba-tiba pulang namun dengan keadaan terluka seperti ini. "Saya tak pernah mimpi anak saya sampai tertimpa musibah seperti ini," kata Rochmad sambil mengatakan, tak lama setelah sampai ke rumah, Erwin langsung dibawa ke RS lantaran kondisinya cukup parah.
Tuntutan Hukum
Kepala Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Kadinsosnakertrans) Kabupaten Ngawi, Sunarto, ketika dihubungi Rabu (15/1), mengatakan, begitu mendapatkan informasi soal Erwin yang mendapatkan perlakuan tak manusiawi dari majikannya di Hongkong, pihaknya langsung menindaklanjuti.
Sunarto juga mengaku sudah berkomunikasi dengan PT Graha Ayu Karsa, agen tenaga kerja yang memberangkatkan Erwin ke Hongkong. "Pihak agen siap menangung semua pengeluaran atau biaya rumah sakit sampai Erwin sembuh total," tambah Sunarto.
Selain itu, dirinya sudah bekerjasama dengan Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonedia (BNP2TKI) yang akan bekerjasama dengan Kedutaan Besar RI (KBRI) di Hongkong, untuk mengklaim hak-hak Erwin yang belum dibayarkan, sekaligus melakukan tuntutan hukum terhadap pelaku. "Pokoknya, jangan sampai ada hak-hak Erwiana yang dirugikan," jelas Sunarto.
Gandhi Wasono M.
KOMENTAR