Uji coba penutupan pintu keluar dan masuk tol dalam kota Jakarta yang telah dimulai sejak Senin (16/12) pekan lalu, dinyatakan dihentikan.
Keputusan ini diungkapkan oleh Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Pol Rikwanto kepada wartawan, Senin (23/12).
"Sejak Jumat (20/12) kemarin dinyatakan selesai dan Sabtu kemarin dilakukan evaluasi oleh Polda Metro Jaya bersama Jasa Marga," tandasnya.
Penghentian buka-tutup pintu tol ini diputuskan karena dianggap kurang efektif dilaksanakan.
Bersama dengan dihentikannya program tersebut, artinya kebijakan 3 in 1 kembali diberlakukan.
"Ya, karena tidak sesuai harapan dan arus lalu lintas hanya berpindah kemacetan," ujar Rikwanto.
Masih menurut Rikwanto, ketidak berhasilan program ini terlihat dari perilaku pengendara mobil di jam-jam pintu tol ditutup. "Di pintu tol Tegal Parang dan Pancoran, mereka memilih mendahului (datang lebih ??pagi, RED.) Atau menunggu pintu tol dibuka," terangnya.
Selain perilaku pengendara mobil, di pintu tol Semanggi 1 yang ditutup juga terjadi kekacauan. Saat pintu tol Semanggi 1 ditutup, menyebabkan kemacetan di pintu tol Semanggi 2 dan berbuntut sampai ke pintu Semanggi 1. Walau sudah diberdayakan 10 tenaga jemput bola pembayaran tol, masih belum mengatasi persoalan. Ini menyebabkan Polda Metro Jaya dan Jasa Marga menganggap penutupan pintu tol kurang efektif.
Dalam beberapa hari ini, polisi dan pemangku kebijakan akan memikirkan cara lain. "Akan dipikirkan pengaturan selanjutnya setelah tahun baru," tandas Rikwanto menjelaskan beberapa kegiatan Polda Metro Jaya bersama pemerintah dan jasa marga.
Laili
KOMENTAR