Arina merupakan korban luka bakar 25% dari kaki sampai perut yang kondisinya lemah tergolek di Ruang Isolasi Unit Luka Bakar RS Pusat Pertamina.
Kepadatabloidnova.com, Euis menuturkan jika dirinya sangat mengkhawatirkan masa keponakan yang sudah dianggapnya adik sendiri.
"Bayangkan mbak. Dia luka bakar sampai sampai batas perut. Saya takut vagina (organ reproduksi) nya kena (bakar). Bagaimana masa depannya. Teman yang lihat saja sampai pingsan," ungkap Euis menggambarkan luka bakar keponakannya tersebut.
Rabu (11/12) ?pagi, Arina bahkan sampai muntah berwarna hitam dan belum bisa buang air secara normal.
Dirinya mengaku tak tega melihat keponakan yang sudah ikut bersamanya di Jakarta sejak kuliah.
Teringat jika keponakannya baru saja wisuda 19 November 2012 lalu dari D3 Administrasi Perkantoran BSI (Bina Sarana Informatika), hati Euis terasa remuk.
Pada saat kejadian, Arin yang kebetulan sudah bekerja sebagai tenaga pemasaran di sebuah perusahaan properti di Cipulir sedang tak enak badan. "Biasanya dia naik sepeda motor. Hari itu (Senin, 9/12) dia sedang masuk angin dan pilih naik kereta api," ujarnya.
Mendadak, siang itu pacar Arin, Said, ditelepon rumah sakit dan dikabari jika Arin celaka. "Mungkin karena yang dia hafal nomer pacar. Tapi sebenarnya dia berusaha menelpon saya, tapi handphone saya ketinggalan," ujar Euis lagi.
Sempat Euis melihat berita di televisi, siang itu. Namun dirinya tidak sadar jika keponakannya termasuk dalam daftar korban kecelakaan Senin (9/12) siang tersebut.
"Begitu lihat di internet, ada nama Arina dari Pondok Jaya, saya langsung stres. Mau menyusul ke RSIB, katanya dibawa disana, tapi saya datangi UGD sudah tidak ada," ujar Euis mengisahkan hari naas itu.
Kebetulan, Euis yang bekerja di perusahaana Farmasi di Bintaro, memiliki rekan yang bekerja di RS Fatmawati. Begitu mendengar korban sudah dibawa ke sana, Euis langsung menitip agar keponakannya diurus rekan tersebut. "Kami sendiri datang sekitar pukul 16.00 WIB. Tapi pacarnya sudah tiba lebih dulu," ujar Euis.
Laili
KOMENTAR