Sementara itu di Jakarta, ada Ferre seorang eksekutif muda, kaya, dan terkenal yang bertemu dengan Rana, Wakil Pemimpin Redaksi majalah wanita papan atas di Indonesia. Sesi wawancara yang terjadi di antara keduanya membuat mereka saling jatuh cinta. Ferre dan Rana terlibat cinta segitiga. Rana telah bersuamikan Arwin, seorang pengusaha terpandang di Jakarta.
Ada pula Diva, model papan atas yang hidup serba glamor dan muncul dalam kehidupan Ferre. Dalam dunia maya, semua tokoh bertemu tanpa saling mengenali satu sama lain dalam sebuah blog agresif, putis, romantis dan fenomenal bernama Supernova, yang mana akhirnya kisah mereka meledak bersamaan.
Film ini dibintangi sederet bintang muda yang tengah bersinar seperti Raline Shah, Fedi Nuril, Herjunot Ali, Arifin Putra, Hamish Daud, dan Paula Verhoeven. Bagi sebagian pemain, film ini menjadi tantangan tersendiri dalam berakting. Raline mengaku karakter Rana sangat bertolak belakang dengan kehidupannya sehari-hari, ia merasa "dipaksa" menangis terus-menerus, "Saya orangnya happy tapi menjadi Rana harus menangis setiap hari. Rana benar-benar membuat saya capek untuk memerankan dia," kata Raline sambil tersenyum.
Lain halnya dengan Junot. Didapuk sebagai tokoh utama yaitu Ferre, ia merasa tersanjung lantaran dirinya juga penggemar novel Dee Lestari, "Saya baca novelnya sejak SMA, sebelum booming. Makanya sekarang bisa terlibat di film ini senang banget," ujarnya. Untuk urusan chemistry, Junot mengaku sering bertukar pikiran dengan para pemain lainnya. Adapun Fedi Nuril mengaku cukup sulit menggambarkan masalah rumah tangga yang dialami karakter Arwin, "Sulitnya karena saya belum menikah, jadi memang harus belajar," kata Fedi.
Konten Berat
Supernova yang diproduksi PT Soraya Intercine Films ini seakan mengikuti kesuksesan dua film pendahulunya yang juga diangkat dari novel laris, yaitu 5 CM (2012) dan Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck (2013). Sunil Soraya, sang produser mengaku terusik melihat antusiasme penggemar Supernova.
Proses yang cukup panjang demi dapat membeli hak atas novel tersebut lalu membuat Sunil tak mau main-main dalam menggarap Supernova. Ia ingin penonton yang sudah maupun yang belum membaca novel bisa terpuaskan. "Kami menghabiskan waktu 2 tahun untuk pengerjaan naskah, karena bagaimanapun ini film dengan konten yang berat," ungkapnya saat ditemui beberapa waktu lalu.
Demi kepuasaan penonton itulah, pengambilan gambar untuk film Supernova tersebar di berbagai lokasi baik di dalam negeri maupun luar negeri, "Kami memang memakai lokasi yang cukup banyak seperti di Washington, Jakarta, Bali, Medan, Madura, dan Labuan Bajo."
Caroline Pramantie/Tabloidnova.com
KOMENTAR