Wanita Inggris, misalnya, dalam seminggu rata-rata menghabiskan 11 jam lebih lama untuk mengurusi tetek bengek rumah tangga ketimbang pasangan mereka. Ini lebih lama bila dibandingkan dengan wanita Cina dan para suami mereka. Di Cina, wanita menghabiskan 8 jam lebih lama daripada sang suami untuk melakukan pekerjaan rumah tangga.
Ini yang membuat Organisation for Economic Co-operation and Development (OECD) menempatkan Inggris di peringkat 19 dari 28 negara yang menjunjung kesetaraan gender di rumah tangga. Menurut survei ini, Italia menjadi negara nomor 1 yang memiliki kesenjangan gender di rumah tangga. Wanita Italia rupanya menghabiskan 21 jam lebih lama ketimbang sang suami untuk mengurus rumah. Dari hasil penelitian ini, tak heran wanita hanya memiliki sedikit sisa waktu untuk memanjakan diri sendiri.
Apalagi bila pasangan sudah memiliki anak. Berdasarkan penelitian ini, setiap satu anak mengonsumsi 2,3 jam per minggu dari waktu ibu, namun hanya 1,7 jam dari waktu ayah.
Penelitian ini juga mengungkap sisi lain multitasking yang dilakukan oleh pria dan wanita menyangkut pekerjaan rumah tangga. Wanita biasanya melakukan dua pekerjaan rumah tangga dalam satu kali waktu, seperti memasak dan menjaga anak. Sementara pasangan mereka mengkombinasikan pekerjaan menyenangkan dengan tugas rumah tangga, seperti menjaga anak sambil membaca koran.
Menurut laporan penelitian ini, hal inilah yang yag membuat para pria mengasosiasikan perasaan yang lebih positif terhadap multitasking.
Ajeng
KOMENTAR