Tiba di Kupang, Nusa Tenggara Timur, tabloidnova.com bersama tim Lifebuoy Unilever-Indonesia disambut di rumah dinas Bupati Kupang, Ayub Titu Eki, yang terletak di jalan Kartini no. 1, kota Kupang.
"Kami senang dengan kerjasama bersama swasta ini. Kondisi ketertinggalan warga kami baik dalam bidang kesehatan, pendidikan, dan ekonomi memang harus diatasi bersama," ungkap Titu saat menyambut para tamu di ruang tamu rumah dinasnya.
Sebelumnya, Lifebuoy telah datang dan mensurvai desa Bitobe untuk program pencapaian angka MDGs (millenium development goals) 2015 untuk Kupang, khususnya di Bitobe, Amfuang Tengah.
Masih menurut Titu, selama ini Amfuang tengah yang telah menjadi bagian dari 12 kecamatan yang ada di NTT dengan penduduk 32 ribuan jiwa masih tercatat memiliki angka kematian ibu dan balita yang tinggi.
"NTT ini menjadi propinsi yang tertinggal walaupun Kupang adalah kabupaten terluas kedua di Indonesia. Bahkan lebih luas dari Denpasar," ungkap Titu menyesalkan status kesejahteraan warga Kupang yang masih dibawah rata-rata.
Keterbelakangan ini, menurut Titu, disebabkan layanan infrastruktur (termasuk jalan dan fasilitas pendukung kehidupan) dan ketersediaan air bersih yang masih sangat minim.
"Sebagian besar pusat pemukiman di wilayah Kupang ini sangat gersang karena kebijakan Orde Baru. Dulu masyarakat memilih menghuni bukit dengan membangun pemukiman mengitari sumber air. Namun ketika jaman Orde Baru dan proyek pembangunan jalan negara, masyarakat disuruh turun dari bukit dan tinggal di jalur jalan yang datar dan jauh dari sumber air," terang Titu menjelaskan asal muasal kesulitan air.
Dan, kondisi ini masih bertahan hingga sekarang. Akibatnya, masyarakat sulit mendapat air minum, air mandi dan cuci tangan, serta menghalangi mendapat suplai gizi yang baik. Mengingat masyarakat Kupang sendiri hanya mampu bercocok tanam selama 110 hari selama setahun di musim hujan. Kondisi ini meningkatkan kerentanan anak-anak dan para ibu di Kupang terserang penyakit hingga berakibat fatal.
Laili
KOMENTAR