"Jadi tidak mungkin jatuh ke tempat yang tidak semestinya (pasar barang bekas atau sejenisnya, Red.). Saat ini kita sedang selusuri siapa yang memesan, mengambil, dan menjual barang tersebut," katanya.
Sebelumnya, lukisan Basuki Abdullah juga pernah hilang dari museum Fatahillah. Namun, lukisan ini berhasil ditemukan kembali. Polisi berharap keempat artefak bisa bernasib sama.
Salah satu fakta mengejutkan dari penelitian, polisi mendapat informasi jika sekitar dua bulan lalu ada tim arkeologi yang membuka museum dan memotret semua benda langka di dalamnya. Tentunya ini juga menjadi petunjuk, serta peluang terjadinya pencurian terhadap empat artefak peninggalan kerajaan Majapahit dan Mataram Kuno itu.
"Ya, semua diselusuri. Bagian arkeologi sudah pernah membuka dan memotret itu juga akan diselusuri. Kegiatan itu terkait akan adanya rencana revitalisasi museum dengan mengumpulkan dahulu foto-foto," ujar Rikwanto sembari menandaskan jika foto artefak yang kini tersebar di media massa adalah foto-foto hasil tim arkeologi pimpinan Kacung Marijan.
Sebagai langkah pencegahan benda bersejarah itu dijual ke luar negeri, penyidik Polda Metro Jaya meningkatkan komunikasi dengan otoritas Bandara untuk ikut menjaga agar barang tidak dibawa lari ke luar negeri.
"Akan disortir lewat pemindai agar barang yang diduga artefak tak lolos ke luar negeri. Sementara, lewat bandara belum ada indikasi. Kami sudah sampaikan ke Polres Bandara, petugas, dan wilayah lain di sekitar, termasuk pelabuhan agar waspada atas mereka yg membawa artefak," tegas Rikwanto.
Laili
KOMENTAR