"Saat itu kita mash telepon kesana kemari, menelpon Rumah Sakit tidak bisa dihubungi. Kita lihat terus siaran berita, dan sempat lihat baju seragam kantor yang biasa dikenakan almarhum. Kita telpon ke teman almarhum dan nanya Nurman dimana," kenang Ani ketika berusaha mencari kepastian nasib suaminya.
Salah seorang rekan Nurmansyah mengabarkan jika pria tersebut sedang dirawat di UGD rumah sakit di Cibubur. Dan, pihak rumah sakit sedang meminta persetujuan keluarga untuk melakukan operasi terhadap Nurmansyah. "Saya pikir, alhamdulillah masih ada kesempatan untuk bertemu tidak sampai meninggal," ungkapnya kepada tabloidnova.com.
Selain mendapat kabar dari rekan, orangtua Ani juga sempat ditelepon pihak kantor PT Ardian Putra, perusahaan suaminya. Ibunda Ani kemudian menghubungi kakak Ani yang berada di Cempaka Putih untuk menjemput Ani di Bekasi dan menyusul ke RS Mitra Keluarga Cibubur.
Sekitar pukul 9 ?pagi itu, Ani berangkat ke RS membawa 2 stel baju, celana dan handuk. "pikiran kita kalau habis dioperasi pasti akan rawat inap. Saat tiba di rumah sakit mereka (orang kantor Nurmansyah) sudah menunggu," ujar Ani.
Sayangnya, saat tiba di rumah sakit sekitar pukul 12 siang, atasan Nurmansyah memberitahu jika suami Ani sudah tiada.
"Saya langsung syok aja gitu. Kan, baru datang. Dan kabarnya sudah meninggal dunia dari semalam. Rekan dan atasan Mas Nung juga menyarankan untuk buru-buru dikebumikan karena jenasah sudah mulai bengkak. Saya masih bingung, kagetnya itu dua kali. Kagetnya udah enggak ketolongan. Spt mimpi, tdk percaya dan kaget," kenang Ani.
Ani pun menangis sejadi-jadinya di rumah sakit. Tak pernah terbayang jika hari Sabtu adalah pertemuan terakhir dengan pria yang telah menemani hidupnya 3 tahun belakangan.
"Setelah tenang, saya sempat lihat jenasah sebelum dibawa pulang. Saya juga kaget saat lihat masih berdarah, belum dibersihkan. Hanya ditutupi kain putih, kondisinya sudah mulai tidak baik," ujarnya.
Laili
KOMENTAR