Misalnya saja di Museum Tekstil, dipamerkan kalambi, yaitu pakaian lelaki pedalaman Kalimantan Tengah. Lengkapnya terdiri dari baju tanpa lengan dan kain panjang sebagai cawat yang dibuat dari kulit kayu, dan dilengkapi dengan ikat kepala. Semakin tinggi kepahlawanannya, semakin indah pula hiasan busananya. Hiasan itu berupa sulaman di pinggir dengan benang kuning yang tebal.
Dipamerkan pula busana perempuan Kabupaten Kapuas Hul di akhir abad 21. Busana ini dibuat dari kain kapuk berwarna cokelat dengan bagian tepi di hiasi dengan wastra komersial yaitu rok yang menyerupai selongsong.
Mungkin ada pertanyaan, kok bisa kulit kayu jadi bahan baju? Ada penjelasan ringkas cara pembuatannya. Kulit kayu itu direndam dalam air selama 1-2 hari agar lunak. Selanjutnya, kulit kayu itu dipukuli seharian sehingga benar-benar lunak, menjadi serupa kain. Kian lama, busana dari kulit kayu ini pun menjadi semakin lembut.
Selain busana, ada pula berbagai peralatan dan hiasan dari kulit kayu. Ada lukisan, hiasan dinding, keranjang, tas dan sebagainya.
Dari Tanah Air antara lain dipamerkan busana dari Sulawesi Tengah, Maluku, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Nias, Papua. Tampil pula busana dan kain dari negeri tetangga Oceania seperti Fiji, Samoa Barat, Papua Nugini.
Seiring waktu, kain dari kulit kayu memang tak berkembang. Keberadaannya kalah dengan busana modern yang lebih nyaman dan gampang dipakai. Namun, dari pameran ini setidaknya pengunjung paham, negeri kita sungguh kaya dengan kaya budaya.
Henry
KOMENTAR