"Ini memang merupakan dampak buruk kegiatan yang tidak ada gunanya dan tidak ada tujuannya. Sayangnya di tengah masyarakat ini masih sering terjadi," ungkapnya menyayangkan.
Melihat aktivitas tersebut, PMJ menggiatkan pengamanan dengan mengirim 2 pleton pasukan setiap hari ke polres-polres untuk membantu kesiap siagaan. "Terutama malam sabtu, malam minggu dan malam senin kita tambah lagi personilnya. Mengingat di hari-hari libur dan akhir pekan banyak warga masyarakat mengisi waktu luang setelah sahur untuk duduk-duduk. Lalu bisa saja terjadi, ada warga lain yang melintas dan dianggap mengganggu. Akhirnya saling ejek hingga tawuran dan jatuh korban," ujar Rikwanto panjang lebar menyimpulkan beberapa kejadian tawuran massa yang membuat jatuh 1 korban meninggal di Bintaro beberapa waktu lalu.
Hingga saat ini, PMJ tetap waspada di lokasi-lokasi rawan tawuran dan balap liar seperti Bekasi, Depok, Tangerang, dan beberapa wilayah pinggiran Jakarta. "Intinya, kita siap siaga di lokasi rawan supaya jika ada kemungkinan kumpul warga atau balap liar, kita cegah hal-hal yang tidak diinginkan," ungkapnya lagi.
Mengenai kendala, Rikwanto membeberkan kendala yang dihadapi justru pada orang-orang yang belum dapat ditindak karena tidak dapat dikatakan sebagai pelaku pidana. "Yang tidak dipidana justru kucing-kucingan dan kesadaran dirinya kurang," ujarnya.
Polisi mengharapkan masyarakat dapat membantu, misal orang-orang yang dituakan untuk menggalakkan kembali nilai-nilai sosial di masyarakat. Agar jangan sampai ada kegiatan masyarakat yang tidak jelas dan sifanya menjadi negatif.
Laili
KOMENTAR