Seperti pada umumnya tari srimpi, Tari Srimpi Dhempel juga merupakan tari berpasangan yang saling berlawanan namun tidak melibatkan pihak yang kalah atau menang. Hal ini selaras dengan filosofi Jawa bahwa baik dan jelek, menang atau kalah adalah hal yang saling tumpang-tindih, bergantian.
Semula Srimpi Dhempel adalah lagu Jawa ciptaan Paku Buwana VII yang bertahta di Keraton Surakarta tahun 1788-1820. Kemudian pada zaman Paku Buwana VIII yang bertahta tahun 1830-1858, dilengkapi dengan gerak tari yang kemudian dinamari Srimpi Dhempel. Itu sebabnya saat para penari keluar, yang terdengar pertama kali adalah lagu atau gendhing Kedhempel.
Pada gelar BudayaYogyakarta kali ini, Srimpi Dhempel mewakili Pura Pakualaman. Sekadar info, tarian itu dibawa ke Pura Pakualaman Yogyakarta pada masa Paku Alam VII kala mempersunting putri Paku Buwana X.
Gelar Budaya Yogyakarta yang diselenggarkan tiga hari, mulai 16/7 hingga 18/7 itu adalah yang ketiga kalinya. Ini adalah pergelaran kesenian Keraton Yogyakarta dan Pura Pakualaman. GBY juga mempersembahkan aneka show busana adat, tata cara adat budaya nujuhbulan Mitoni, dan kesenian rakyat dari berbagai kabupaten di DIY. Kabar gembiranya, acara ini selalu dipadati pengunjung mulai dari anak-anak sampai nenek-kakek.
Rini
KOMENTAR