Gelar Empu Batik, kata Rektor ISI Surakarta Prof. DR. T. Slamet Suparno, Skar., M. Hum., setara gelar profesor. "Pemberian gelar ini sudah sepengetahuan Dirjen Dikti. Bedanya, untuk gelar profesor harus melalui gelar doktor akademis dulu. Tapi menurut kami beliau lebih ahli dari doktor," terangnya.
Anugerah Empu Batik ini merupakan yang pertama kalinya dianugerahkan ISI kepada pakar sekaligus pengusaha batik yang telah malang-melintang di dunia perbatikan itu. Santosa menerima gelar tersebut, menurut Rektor ISI, lantaran karya-karyanya dalam menciptakan motif batik yang lebih dari 300 motif serta karya tulis berupa buku-buku tentang batik dan karya tulis lainnya, juga kerap menjadi nara sumber ilmiah tentang perbatikkan.
Bagi Santosa, gelar Empu Batik yang diterimanya merupakan satu kehormatan tiada tara. Itu berarti adanya pengakuan akan karya dan pengabdiannya selama ini di bidang batik. Ia pun tak keberatan mengajar secara akademis di kampus ISI Surakarta, maupun memformulakan ilmu batik ke dalam sebuah kurikulum, seperti harapan Dirjen Dikti dalam sambutannya yang dibacakan Rektor UNS Prof. Dr. Ravik Karsidi, MS dalam acara penganugerahan gelar Empu Batik.
Rini
KOMENTAR