TabloidNova.com - Tante Dolly disebut-sebut sebagai orang pertama sekaligus pendiri kompleks lokalisasi di kawasan Kupang Gunung, Surabaya, itu. Namun pelopor pendirian lokalisasi Dolly dan Jarak yang sebenarnya Tan N Beng, perempuan keturunan Tionghoa asal Lumajang.
Di dunia prostitusi, perempuan bertubuh ceking itu akrab disapa Mami Beng. Dolly sendiri, menurut adik tiri Dolly, Handoyo, hanyalah menyewakan rumah pada Mami Beng.
Dolly juga tidak tinggal di kampung bekas makam Tionghoa itu. Ia tinggal di Malang sejak 1959 hingga akhir hayat. Hanya sesekali saja ia datang ke Surabaya. Itupun kalau dia disambati penyewa wisma terbelit masalah dengan penegak hukum.
"Kakak saya yang sering dimintai tolong untuk menyelesaikan. Orang-orang kan tidak bisa ngomong. Jadi, kakak saya yang bantu. Itulah yang membuat nama dia dikenal banyak orang di sana," ujar kakek lima cucu itu.
Penulisan kisah Dolly selama ini, menurut Handoyo, umumnya bukan bersumber dari orang-orang yang dekat dengan Dolly. Bahkan, Handoyo meragukan nara sumber itu mengenal Dolly.
"Penulisan nama dan asal-usul Dolly saja salah," katanya.
Tulisan di buku-buku menyebut Dolly keturunan Belanda, dengan nama lengkap Dolly van der Mart. Padahal, Dolly lahir dari ayah berdarah Filipina. Dolly merupakan nama panggilan sayang D. A. Chavid, nama sang ayah, kepada perempuan kulit putih bersih itu. Panggilan Dolly diambil dari Dolores, nama depan Dolores Anusion Chavid.
Yang paling membuat pihak keluarga geram adalah tudingan bahwa Dolly merupakan bekas PSK yang menjadi mucikari. Karena tudingan itu, Dolly sering menangis dan menyesal.
"Tapi, telanjur basah. Kami semua tidak bisa apa-apa," kata Handoyo.
Sebelum meninggal pada 1992, Dolly berharap keluarga dan anak-anaknya bisa memulihkan namanya. Tetapi, Dolly sendiri tidak yakin harapannya itu bisa terwujud. Sebab Dolly sudah telanjur menjadi label lokalisasi, yang mendunia.
"Zus Dolly kemudian pasrah. Satu ketika dia bilang; sudah biarkan saja. Pokoknya saya tidak begitu," kata Handoyo menirukan ucapan sang kakak.
Dari pernikahannya, Dolly dikaruniai satu anak bernama Edi, yang bekerja sebagai tentara. Selain itu, Dolly juga memiliki beberapa anak angkat. Satu di antaranya adalah Bambang, yang lahir pada 16 September 1959.
Surya/Tribunnews
KOMENTAR