Tak salah lagi, Jumat (24/2) lalu putri sulung Ngarsadalem Sri Sultan HB X itu berulang tahun. "Terima kasih," jawab ibu RAj Arti Ayya Fatimasari dan RM Drasthya Wiroguno, ketika dikirimi ucapan selamat. Lalu apa kado dari sang suami, KPH. Wironegoro? "Bunga saja, seperti yang ada di PP, ha ha ha..." tambahnya. Sementara, isi kado dari putri-putranya tak mau ia ungkap.
Hari itu, Sang Putri yang kini menjabat Direktur PT Yogyakarta Tembakau Indonesia, Direktur PT Yarsilk Gora Mahottama, Yayasan Anak Bangsa, serta Komisaris Utama PT Madubaru itu genap berusia 40 tahun. "Makin tua, harus makin bermakna," ucapnya ketika ditanya soal makna ulang tahun kali ini.
Sebelumnya, perempuan yang aktif di berbagai organisasi sosial itu mengaku keberatan hari ulang tahunnya diungkap di media. "Itu, kan, hal biasa," elaknya. Ulang tahun yang diistilahkannya sebagai "hidup dimulai dari umur 40" itu lalu dirayakan Sabtu (25/2) dan Minggu (26/2) di Pantai Sadeng, Gunung Kidul, dihadiri keluarga besar keraton, kerabat, dan teman dekat. "Acaranya makan siang saja."
Kenapa Sadeng yang dipilih sebagai tempat perayaan, Pembayun punya alasan. "Hmm... Ya, pengin ngajak teman-teman ke Sadeng. Lihat potensi ikan dan keberadaan lautnya," jelas Pembayun yang memang aktif di organisasi petani dan nelayan.
Sepekan sebelum hari jadinya, ia baru saja pulang dari keliling Eropa untuk mencari dana bagi penyelamatan satwa, khususnya orangutan. Sudah setahun ini ia bergabung di Pusat Penyelamatan Satwa Jogya (PPSJ) Kulonprogo, Yogyakarta. "Karena saya tertarik pada sesuatu yang berbeda. Saya suka pengalaman dan tantangan baru," ucapnya.
Rini
KOMENTAR