Di mata Rano Karno, Taufiq adalah sosok Guru juga bapak yang supel.
"Jeda umur saya memang jauh dengan beliau. Tapi dia ini bergaul dengan semua kalangan. Artinya, dia tidak pernah melihat usia. Mau tua atau muda, dia selalu supel bergaul," ujarnya bangga.
Bagi Rano, sosok Taufiq dikenalnya juga seperti orang Betawi kendati berdarah Palembang. "Kebetulan beliau orang Palembang tapi lahir di Mangga Dua. Bahasa Betawinya kental sekali," ujarnya.
Sebagai Guru, Taufiq telah membimbingnya untuk yakin dengan pemikiran. Hal ini yang dipelajari dari pengalaman politik Taufiq.
"Menurut saya, perjalanan terakhir ke Ende dalam rangka hari Kesaktian Pancasila, artinya sebagian besar tugasnya sudah selesai. Dalam rangka menegakkan 4 pilar. Politik dikembalikan ke Bhinneka Tunggal Ika," tandasnya.
Kini setelah kepergian pria subur yang ramah tersebut, warga Indonesia berduka.
"Saya yakin Ibu Mega bisa hadapi semua," ujar Rano berharap yang terbaik bagi keluarga yang ditinggalkan.
Laili
Mengintip Isi Buku "Cabai Kering pada Khazanah Masakan Melayu", Ada Resep Sambal Bilis hingga Otak-otak
KOMENTAR