Pole dance berawal dari Mallakhamb yang lahir 2.000 tahun silam di India. Olahraga tradisional bagi kaum pria ini didominasi unsur ketahanan dan kekuatan tubuh. Tiang dan bola kayu jadi alat utama ketika para pria mengayunkan badan sambil melompat di udara dari ujung tiang yang satu ke ujung lainnya. Olahraga ini lalu berkembang jadi seni pertunjukan kabaret dan sirkus akrobatik di negara Cina.
Hingga tahun 1920, pole dance kian populer dalam sirkus keliling di Amerika Serikat. Sayangnya ketika ditampilkan di bar dan klub malam di era 80-an, pole dance malah identik sebagai striptease (tari telanjang) karena gerakannya dibuat erotis. Sejak itu, promotor kompetisi kebugaran mencoba mengubah persepsi dan kembali mempromosikan pole dance sebagai bagian dari seni dan olahraga.
Dalam 20 tahun terakhir pole dance lalu menjelma sebagai kompetisi populer di seluruh dunia. Tarian ini memerlukan daya tahan tubuh yang kuat dan fleksibel. Sebab gerakannya mirip olahraga atletik yaitu memanjat, berputar, dan menggunakan anggota badan untuk 'mengunci' (melekatkan badan) pada tiang.
Terciprat Rezeki
"Tiap gerakan menggunakan seluruh otot tubuh, seperti mencengkram tiang, menahan tubuh bertumpu pada tiang, sampai berputar," ujar Junko Agus (37) membuka obrolan tentang pole dance. Tujuh tahun silam, ia mengajar pole dance di kawasan Pondok Indah. Saat itu, kebanyakan muridnya orang asing.
Junko yang mengenyam pendidikan dan mengambil sertifikasi instruktur pole dance di Vertical Dance Studio, London, Inggris melihat tarian ini sangat akrobatik dan menarik. Kelihaiannya melakukan pole dance ditunjang kegemarannya pada fitness, serta ditopang tubuh bagian atas yang kuat. "Kalau badan bagian bawah berat, angkat badan jadi susah. Sebagian besar problem orang Asia di situ," ujar Junko yang ikut mempopulerkan Zumba Fitness di Indonesia.
Sebelum membuka kelas privat pole dance one on one di rumahnya di Barito, Jakarta Selatan, Junko sempat mengajar di Kemang. Bertepatan dengan munculnya pole dance di salah satu ajang pencarian bakat di sebuah stasiun teve swasta. "Saya kecipratan rezeki dicari orang yang mau latihan pole dance. Tahun ini peminatnya makin banyak dan mayoritas perempuan," kata Junko yang bersama Vicky Burki menjadi dua orang pemegang sertifikasi pole dance di Indonesia.
Padahal, informasi ini tersebar hanya dari mulut ke mulut. Kendati begitu, ia mengajar teknik pole dance mulai dari level basic hingga advance.
Di setiap sesi latihan yang berlangsung selama satu jam, otot inti jadi bagian tubuh yang terus-menerus ditempa. Tak heran bagi pemula badan akan terasa sakit. "Badan juga memar terkena tiang. Tapi nanti juga hilang sendiri."
Tantangan utama pole dance adalah kemampuan mengangkat tubuh melawan gravitasi dan membuatnya berputar. "Jadi, badan dan tangan harus kuat. Lebih bagus lagi kalau rutin melakukan kardio, fitness, push up, atau angkat beban," ungkap Junko.
KOMENTAR