Saattabloidnova.comtiba di rumah duka sekitar pukul 10.30 WIB, adik-adik mendiang juga anak-anaknya sedang berkumpul di seputar jenazah sembari melantunkan ayat suci dan berdoa. Tak satu pun keluarga bersedia diwawancara hingga jenazah siap diberangkatkan.
Keluarga mengaku sangat terpukul dengan kepergian Nani karena di mata keluarga, mendiang adalah sosok kakak juga ibu yang sangat baik. Kendati sedang dirundung masalah rumah tangga selama belasan tahun, Nani selalu tabah dan menyayangi sang suami.
"Waktu rumah tangga mereka lagi tidak harmonis, Pak Nana sempat pulang ke kampung halamannya, Cirebon. Tapi karena tidak kerasan, lantaran disuruh pulang oleh ibunya, ia lalu kekmabli ke Jakarta, tinggal lagi di rumah Jalan Jengki, Kampung Makassar, Jakarta Timur," kata salah seorang kerabat Nani yang enggan disebut jatidirinya.,
Keluarga Nani memang mulai renggang terhadap Sutisna karena yang bersangkutan bertahun-tahun ini kerap memiliki perilaku yang kurang menyenangkan dan menutup diri. Dan, peristiwa pembunuhan itu dianggap keluarga besar Nani sebagai tindakan yang tidak bisa dipahami nalar.
"Keluarga berharap, hukum tetap berjalan. Kalau harus dipenjara seumur hidup ya, silakan saja. Kami bukannya tidak menganggap lagi dia sebagai keluarga besar kami. Tapi kalau memang itu sanksinya ya kita serahkan ke aparat. Kalau perlu, jika pengadilan membutuhkan keluarga sebagai saksi, kita semua siap dihadirkan."
Sebenarnya keluarga sudah berusaha menolerir perlakuan Sutisna sejak lama. Bahkan keluarga tidak melaporkan KDRT yang dilakukan Sutisna kepada Nani. "Dia sering melakukan kekerasan, sampai kakak saya pernah disundut rokok. Itu, kan, sudah KDRT. Sayang tidak pernah dilaporkan."
Herannya, ketika ditanya bagaimana kehidupan beragama Sutisna, kerabat tersebut menuturkan jika kakak iparnya itu justru seseorang yang rajin salat dan kuat wirid. "Entah kenapa waktu dia kena PHK itu, kok, justru mencari ilmu ghaib sampai cara berpikir dia aneh dan mudah tersinggung," ungkapnya.
Laili
KOMENTAR