Anas yang mengaku dekat dengan mendiang dan kerap bertegur sapa di kantor mengaku diberitahu pagi ini jika salah seorang tenaga kependidikan (tata usaha), bukan guru seperti yang ditulis sebelumnya, di SMK 56 tersebut telah meninggal dunia dengan cara yang mengenaskan. "Kita mendengar tadi pagi waktu senam, hati saya langsung syok. Langsung kita kumpulkan teman-teman untuk menyikapi yang terbaik untuk ibu yg baik ini," ujarnya.
Setelah mendengar kabar ini, Anas teringat kejadian sebelum mendiang dikabarkan meninggal dunia dibunuh suaminya Muh. Muslih Sutisna (51). "Kemarin dia tidak memberi petunjuk apapun, hanya sempat mengingatkan kalau hari ini (15/5) ada senam. Terakhir dia sedang menangani buku induk dan legalisir ijazah untuk anak-anak alumnus SMK 56," kenangnya.
Menurut Anas, sosok Nani yang dikenalnya adalah pekerja yang tidak banyak bicara dan cekatan dalam bekerja. "Dia tidak suka curhat, ketemu terakhir pun semua berjalan dengan baik. Tidak ada tanda-tanda (ada masalah rumah tangga). Kami tidak punya firasat apapun. Dia memang tipe pekerja," ujarnya lagi sembari sedikit menyusut mata yang memerah terkenang masa kerjanya bersama mendiang.
Mendiang Nani Suniarsih memang telah bekerja di SMK 56 sebagai tenaga kependidikan (tata usaha) sejak tahun 1985. Dan hingga saat ini, Nani masih tercatat sebagai tenaga honorer dan belum diangkat sebagai PNS. Kendati demikian, menurut Anas, Nani selalu menunjukkan semangat kerja yang pantang menyerah dan luar biasa.
"Walau statusnya belum PNS tapi pekerjaannya luar biasa. SMK 56 sangat kehilangan beliau," ujarnya.
Bukan hanya cekatan dalam bertugas, Nani yang dikenal para Guru di SMK 56 juga aktif dalam setiap kegiatan sekolah. "Ya, kendati sebagai tenaga kependidikan (tata usaha), beliau berbaur dengan bapak ibu Guru. Komunikasi beliau juga baik dengan rekan kerja," tukas Anas.
Anas mengakui, meninggalnya Nani merupakan kehilangan yang sangat tak terduga dan sangat mendalam bagi SMK 56.
"Kita doakan, keluarga kami ini supaya diterima semua amal ibadah oleh Allah SWt, dan ditempatkan di tempat yang terbaik yang layak di sisi Allah SWT. Dan kepada keluarga semoga diberikan ketabahan," ujar Anas.
Tak lupa, begitu menginjak rumah duka, dirinya menemui putra kedua mendiang yang juga merupakan lulusan terbaik di SMK 56 tempatnya mengelola pendidikan.
Laili
KOMENTAR