Dituturkan Agus Dwisantoso (46), kepala RT tempat tinggal keduanya, dirinya sudah mengetahui duduk perkara yang melatar belakangi Nana membunuh Nani.
"Kasus ini sudah lama sebenarnya, mereka sudah sering ribut," ungkap Agus kepadatabloidnova.comketika ditemui usai acara pemakaman, Rabu (15/5) 14.00 WIB.
Masih menurut Agus, Nana memang diketahuinya agak stres dan kurang sehat secara psikis. "Saya beberapa kali dilaporin (mereka berantem) dan saya sudah beri pengertian. Saya sempat nasehati untuk lebih baik dengan istri dan anak-anak. Saya sama bapaknya sudah capek ngasih tahu," ujarnya.
Pria ini kemudian juga menuturkan jika Nani dikenal warga jalan jengki sebagai sosok yang supel dan aktif berorganisasi di lingkungannya. Kondisi ini sangat bertolak belakang dengan suaminya, Nana, yang sangat tertutup dan suka mengurung diri di rumah.
"Ibu Nani itu aktif organisasi, arisan dan olahraga bersama warga. Dia paling suka ikut senam dan aerobik dan dia akrab dengan ibu-ibu sini. Kalau ada kegiatan RT dan diberi tugas, dia selalu bersedia. Pokoknya dia itu familiar dengan warga, sangat supel dan aktif. Nah, kalau suaminya itu sudah 10 tahun belakangan ini tertutup, tidak pernah komunikasi dengan warga. Kalau ketemu orang, dia selalu menyangka orang itu membicarakan dirinya," tandas Agus.
Ketertutupan Agus ini juga berimbas pada Nani. Tak jarang Nani dilarang atau dikuntit Nana kemanapun pergi. Kendati Nani telah cukup berumur, Agus kerap curiga Nani ada apa-apa di luar. Pemikiran negatif Nana ini yang kerap memicu rumah tangga mereka ribut.
"Pernah ibu Nani ada kegiatan warga atau pertemuan, sama suaminya diikutin," tandas Agus lagi.
Herannya, Nani selalu sabar menghadapi Nana yang sudah belasan tahun memperlakukannya demikian. Hanya sekali waktu saja, jika sedang tidak rukun, Nani pilih menginap di rumah orangtuanya yang terletak di gang belakang rumahnya. Tak jauh dari kediamannya bersama Nana. "Tiga hari belakangan ini, Ibu Nani memang menginap di rumah bapaknya setelah ribut," aku Agus.
Agus menduga, tindakan Nana yang menghabisi nyawa Nani Suniarsih di kamar hotel Dariza, jalan Perintis Kemerdekaan, Jakarta Utara, semalam (14/5) disebabkan bisikan yang kerap dialami pelaku (Nana).
"Dia selalu bilang mendengar bisikan. Ini juga yang sering terjadi saat dia ribut dengan Ibu Nani. Kelihatannya dia pernah belajar 'ilmu' tapi tidak kuat menyandangnya. Dan sudah beberapa kali dipanggilkan orang pintar dan masih saja begitu," ujar Agus.
Perubahan sikap Nana pasca mencari 'ilmu' itu diakui Agus sangat drastis terjadi, mengingat Nana yang dikenalnya dahulu adalah orang yang sangat supel. "Dulu dia (Pak Nana) suka ikut kegiatan RT. Kalau tiap tahun RT bikin kegiatan dia selalu ikut. Begitu juga kegiatan mingguan. Dan 11 tahun ini setelah dia di PHK, dia selalu tertutup," pungkasnya.
Laili
KOMENTAR