Bencana ini diawali dari longsor di perbukitan Tai Urug yang berjarak 1 km dari permukiman di blok Cigintung merusak 7 Ha lahan pertanian dan hingga kini masih terus berlangsung. Longsor berupa rayapan (soil creep) terus terjadi pada lereng bagian bawah yang diikuti dengan nendatan dan retakan. Rayapan tanah ini mengancam wilayah pemukiman di Kampung Cigintung, menyebabkan retaknya lantai dan dinding bangunan serta amblesnya jalan.
Akibat retakan hingga kini terdata kerusakan di 587 rumah, 16 tempat ibadah, 1 kantor, dan 5 sekolah. Retakan ini juga mengakibatkan jalan kampung sepanjang 2 kilometer hingga ambles 10 meter.Kendati demikian belum ada korban jiwa. Namun sekitar 659 KK (1.957 jiwa) warga desa Cimuncang kini mengungsi di pos pengungsian di Desa Cimuncang dan Ciranca.
Menurut BNPB, dalam waktu dekat ini mereka akan direlokasi ke tempat yang lebih aman ke Desa Wirasari, Kecamatan Malausma, Kabupaten Majalengka. "Pemda Provinsi Jawa Barat dan Pemda Majalengka telah menyediakan 30 hektar lahan untuk relokasi akan memberikan bantuan stimulus pendanaan pembangunan rumah bagi warga yang relokasi," ungkap Dr. Sutopo Purwo Nugroho, Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB.
Saat ini tim BNPB telah berkoordinasi dan mendampingi BPBD Prov. Jawa Barat dan BPBD Majalengka dalam penanggulangan bencana. Beberapa waktu lalu BPBD Jawa Barat telah menyerahkan bantuan berupa bahan makanan dan lain-lain. Selain itu juga telah mendirikan dapur umum dan pos kesehatan di Desa Cimuncang dan Ciranca.
Laili
KOMENTAR